Enam

5.8K 673 64
                                    

Krist tak paham apakah beberapa hari ini dia menghindari Praew atau gadis itu yang menghindarinya— atau mereka berdua sama-sama melakukannya.

Earth dan Gun merasa keanehan dari dua sejoli itu, tapi mereka tak punya saran karena Krist tidak menceritakan apapun pada mereka. Yah, Sejak berkencan dengan Praew- Krist memilih menceritakan segala permasalahannya pada Praew— Earth dan Gun juga tidak begitu mempermasalahkan hal ini karena jika itu yang membuat Krist nyaman mereka tetap senang— dan saat Krist dan Praew terlibat masalah, Krist lebih memilih diam dari pada menceritakannya.

"Kita ke bar? " ajak Earth saat mereka di kantin fakultas.

Meja itu di duduki oleh Krist, Ice, Earth dan Gun. Beberapa hari ini tidak ada Praew seperti biasanya sehingga sudah banyak gosip beredar kalau hubungan Krist dan Praew sudah berakhir.

"Ai'Earth, kau tidak ada kerjaan ya?"

Earth tersenyum lebar, "aku ambil cuti untuk sebulan ini.."

Alis mata Gun bertaut, "Tumben sekali?"

"Ada hal penting yang mau aku urus.. Jangan bertanya apa itu karena aku tidak akan memberitahukanmu"

Gun mendecak, ia beralih menatap Krist yang belum bosan mengaduk pink milknya sejak minuman itu tiba di meja 15 menit lalu.

Gun melirik Ice, ternyata pemuda itu juga sedang memandang Krist penuh rasa iba. Yah, Krist yang muram terlihat menyedihkan akhir-akhir ini.

"Kami tidak akan memaksamu menceritakan masalahmu pada kami. Tapi setidaknya, kehadiran kami ini jangan kau abaikan" ujar Gun.

Krist mengangkat wajah— menatap Gun sembari tersenyum lemah, "tidak kok. Aku hanya sedang bosan"

Ice menopang dagu menatap Krist, "kau jadi aneh. Kalau ada masalah dengan Praew, harusnya kau menyelesaikannya, bukan seperti ini"

Krist tidak menyadari kalau dirinya uring-uringan belakangan ini. Dia menjadi super menyebalkan lebih dari biasanya. Jarang bicara dan jarang makan. Krist berubah menjadi seseorang yang membosankan untuk teman-temannya.

Krist tak peduli ucapan Ice, dia masih tetap mengaduk minumannya tanpa tenaga.

"Sudahlah Ai'Ice, biarkan bocah ini melakukan apa yang dia mau" sela Earth, "by the way, besok ulang tahun Jan. Kita pergi bersama??" tawar Earth.

"Aku sepakat! Kita naik mobil Ice" seru Gun bersemangat.

"Aku? Kenapa aku?" heran Ice.

"Karena kami tahu kau akan pergi dengan mobil super keren keluaran terbarumu itu untuk menunjukkannya pada Jan. Benar kan?"

Ice tergelak begitu saja, "tebakan yang bagus sekali, Gun!" Ice menyukai Jan, sudah bukan rahasia lagi.

Earth mendecak pelan, ia kemudian menyikut Krist yang ada di sebelahnya, "Besok jam 6 sore kami akan menjemputmu. Oke?"

"Loh, acaranya kan jam 8 malam" heran Gun.

"Bodoh! Kita butuh waktu lama untuk menyeret bocah ini keluar dari rumahnya"

Gun dan Ice hanya bisa mengangguk-anggukan kepala. Tentu saja mereka melupakan fakta itu, bahwa Krist pasti berniat untuk tidak pergi ke ulang tahun Jan.

Sedangkan Krist tak begitu ambil pusing, diapun meneguk pink milknya hingga habis dalam sekali tegukan.

**

Push menatap anak perempuannya yang begitu cantik dengan riasan tipis dan dress abu-abu selutut—  terlihat elegan di tubuh ramping Puen.

Meskipun dia menatap Puen bangga, tapi Puen merengut sejak tadi. Muncul di rumah Singto dan berdandan seperti ini memang bukan rencananya, tapi rencana Push. Puen tahu dengan sangat jelas kalau Singto juga kesal setengah mati dengan rencana Pa-nya ini.

Im Not Popular [COMPLETE]Where stories live. Discover now