Bab Tujuh

8.1K 1.1K 115
                                    

※A Snowy Winter※
☆Sherry Kim☆
.

Cafe Cojje cukup memiliki nama di Busan. Memiliki dua cabang di daerah lain dengan member tetap yang tidak lah bisa di bilang sedikit. Itulah info yang Mrs. Jung dapat dari detective yang wanita itu sewa dalam sehari.

Meski tiga cafe tidak seberapa jika di bandingkan dengan kekayaan dan perusahaan keluarga Jung, itu cukup membuat Mrs. Jung terkesan dan membanggakan untuk seorang pria muda di usia tiga puluhan.

Mrs. Jung Jessica tidak mengira bahwa kekasih dari putranya itu begitu licin. Pria itu sangat licik sampai mampu mengelabuhi putranya dan membohongi mereka semua tentang keberadaan pria itu. Bahkan Mrs. Jung harus menyewa detective untuk mencari tau tentang keluarga Kim yang kebetulan memiliki nama di daerah tempat tinggal mereka karena kedai keluarga yang lumayan ternama.

Wanita itu mengamati interior tempat yang cukup indah di depan mata. Sangat berkelas untuk tempat istirahat kalangan biasa dan mahasiswa sekitar.

“Aku tidak percaya ini. Siapapun Kim Jaejoong itu sudah membuat keluarga Jung kelimpungan dengan identitas keluarganya. Keluarga yang tak mudah di lacak.” gumam Mrs. Jung pada diri sendiri.

“Karena mereka tidak ingin di lacak.” gumam Ahra di belakang Mrs. Jung.
Wanita itu berjalan dengan langkah enggan memasuki Cafe atas paksaan Mrs. Jung.

Ahra tidak berminat datang, jika saja ibu mertuanya itu tidak mengungkit masalah tes DNA yang ia lakukan.

Rasa bersalah menumpuk di dada Ahra ketika mereka di persilahkan masuk oleh pelayan muda tinggi ke ruangan pribadi manager di lantai dasar.

“Kebetulan directure kami sedang berada di tempat.” tentu saja, Jung sudah mencari tahu ke dafe mana Jaejoong pergi hari ini.

Pelayan itu membungkuk sopan sebelum menawarkan minuman untuk mereka lalu keluar ruangan. Meninggalkan Mrs. Jung bersama Ahra di ruangan elegan itu.

“Aku masih tak menyangka jika kekasih yang di cintai putraku bisa menipu kita mentah-mentah.” Mrs. Jung menyilangkan kaki dengan anggun di sofa tunggal ruangan itu.
Memaksa Ahra untuk duduk dengan perasaan getir mendengar tekanan pada kata yang di ucapkan oleh ibu mertuanya.

Ia tidak yakin Jaejoong akan memaafkan dirinya andai pria itu tahu ia lah yang menyebabkan ibu dari Yunho datang kemari. Ya Tuhan. Sungguh ia tidak berniat jahat. Pasti ada alasan kenapa dan mengapa Jaejoong menyembunyikan diri atau menjauh dari Yunho. Meski ia takut mengetahui karena dirinya lah mereka berpisah, lubuk hatinya tetap saja mencoba mengingkari kenyataan itu.

Yah, ia dan Il Woo patut di salahkan dalam banyak hal. Mengingat pria yang ia cintai sudah meninggal dunia. Masalah itu pun menjadi tanggung jawab dirinya sepenuhnya.

Pintu ruangn lain yang menyambung ke ruang manager terayun terbuka. Sosok pria cantik dengan setelah santai memasuki ruangan dengan wajah terkejut mendapati dua wanita duduk di sana. “Maaf, aku tidak tahu ada tamu di sini.” Pria itu berniat menutup pintu.

“Mr. Kim Jaejoong.” Nama itu keluar begitu saja dari mulut Ahra.

Dengan wajah heran sekaligus terkejut Jaejoong memasuki ruangan. Pria itu belum di beritahu jika ada tamu untuknya. Dan ia mengutuk siapapun yang mempersilahkan mereka masuk setelah berdiri cukup dekat dengan mereka dan mengenali dua tamu itu.

Tidak ada jalan untuk meninggalkan mereka tanpa terlihat pengecut. Jaejoong harus menghadapi mereka karena entah mengapa pria itu tahu aladlsan kedua wanita itu datang kemari.

“Angin apa yang membawa dua wanita cantik seperti kalian datang kemari?”

Sikap santai yang ia buat cukup menipu. Jaejoong menempatkan diri di sofa tunggal lain di seberang paling jauh. Tidak ingin siapapun melihat tangannya yang gemetar di balik saku celana jins yang ia kenakan. Dalam hati ia berharap Minguk tetap duduk tenang di ruangannya. Tidak menyusulnya kemari.

A Snowy WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang