Bagian Dua Puluh Satu -End-

13.3K 1.1K 157
                                    

Cuap cuap. Karena ada yang tanya!

Alasannya kenapa sherry gx segera lanjut?

Jujur. Aku benci kalau ada yang komentar.
“Lanjut cepet ya”
“Next”
“Update kilat”
“Gak pakai lama”
Dan sebagainya.

Seakan maksa banget. Jangan di ingatkan juga aku bakal up cepet kalau bisa. Maunya. Biar cepet ending.

Saya bukan pengangguran.
Waktu dan pekerjaan kadang ngebuat mood nulis anjlok. Apalagi kalau baca komen kaya gitu.

Aku juga gak nuntut vote atau koment. Aku juga tahu ada yang hanya numpang baca tau tau koment di chap akhir “Next dong.” Atau “Lanjut cepet.”

Aku gak suka di gituin. Baca di sini Free. Setidaknya hargailah aku yang -sok- sibuk ini sudah nyempetin nulis.
Menulis adalah hobiku. Tidak mendapat komentar jauh lebih baik ketimbang komentar tapi isinya tuntutan komentar.

Lain kali kalau ada FF sherry yang lama up. Bisa di bilang ada yang koment di atas atau nagih lewat chat. Sorry. Saya bukan bawahan situ yang bisa di perintah. Bahkan tanpa kata Pleas atau tolong.

Yang mau lanjut baca silahkan. Yang merasa tersinggung. Tolong jangan baca. Tidak memberi saran kritik gak masalah. Toh di setiap FF aku selalu kasih tulisan menerima kritik dan saran yang membangun.

Ada yang numpang baca doang aku juga gak ada komentar apa pun sebelumnya. Karena aku sadar ceritaku ini masih jauh dari kata bagus dan layak untuk di puji.
Saya juga tidak haus pujian.

Sekian uneg uneg dari Sherry. Mohon maaf andai ada salah kata.
.
.
.

Sebelum baca chap ini silahkan baca chap sebelumnya. Biar nemu fell saat baca dan gak lupa sama jalan cerita.
Terima kasih.
.
.
.


※A Snowy Winter※
☆Sherry Kim☆
.

"Apa menikah seburuk itu?" Yunho melirik Changmin mendengar pertanyaan yang di ajukan sepupunya itu. Tidak biasanya Changmin bertanya dengan mimik wajah cemas tanpa adanya tatapan mengejek di mata dambi pria muda itu ketika melihat Yunho menderita.

"Sangat!" ujar Yunho jujur.

Bukannya tertawa seperti apa yang Yunho bayangkan, Changmin terlihat semakin gelisah di tempat duduknya. Yunho kembali kepada apa yang ia kerjakan di meja, memperbaiki mainan mobil si kembar yang rusak.

Kembali, ia berpikir. Meski yang ia maksud mengerikan bukan lah tentang menikah dengan Jaejoong, melainkan masalah lain yang membuat harga diri Yunho terinjak-injak oleh lamaran Jaejoong beberapa hari lalu. Tetap saja Yunho merasa terhina.

Pria cantik kecintaannya yang jahil itu sengaja menolak belasan lamaran yang Yunho ajukan dengan alasan yang tidak Yunho pahami. Namun Jaejoong dengan mudahnya meminta ia menikahi pria cantik itu hanya karena alasan yang konyol.

Ia berpikir sebelumnya jika perjalanan lamaran ini akan lebih panjang. Dalam otak pintarnya sudah tersusun ide lamaran lain dari yang masuk akal ke hal yang tidak masuk akal jika sampai Jaejoong menolak, lagi.

"Katakan padaku, bagaimana kau bisa meyakinkan si cantik kita agar bersedia menikah denganmu?" Yunho hanya melirik Changmin, lagi, lalu kembali kepada roda mobil yang menggelinding jauh ke ujung meja.

A Snowy WinterWhere stories live. Discover now