Bab Dua Belas

9.6K 1K 110
                                    

※A Snowy Winter※
☆Sherry Kim☆
.

Suara pintu bergeser lumayan keras mengganggu ketenangan Heechul di dapur kedai malam itu. Malam sudah sangat larut dan ia terkejut mendapati Jaejoong turun ke latai bawah dengan wajah sekeras batu.

Tidak biasanya adiknya itu turun pada jam selarut ini terlebih dalam keadaan berantakan. Rambut Jaejoong tidak di sisir rapi, kemeja yang hanya di kancingkan setengah dan celana pendek yang tipis.

"Beri aku sesuatu untuk aku minum. Alcohol." Ucapan itu lebih mengejutkan Heechul.

"Kau akan mabuk."

"Aku ingin mabuk."

"Tidak biasanya." Meski begitu Heechul meninggalkan piring yang belum ia masukkan ke dalam mesin cuci piring untuk mengambil botol minuman di lemari penyimpanan anggur.

Jaejoong menyamankan diri di kursi tinggi sebelah konter, memainkan catat kecil di atas meja. "Ada kalanya seseorang melakukan hal yang jauh dari kebiasaan mereka."

"Beri tahu aku alasannya." Heechul mendorong sebotol anggur mahal ke hadapan adik kembarnya. Mengambil tempat duduk di sisi lain konter dengan malas.

Untuk sesaat pria itu mengamati adiknya, bayangan di bawah mata menandakan Jaejoong tidak tidur sampai larut ini. "Katakan padaku alasanya, kenapa kau terlihat berantakan seperti tidak tidur berhari hari, bukankah tadi kau mengatakan ingin menemani anak-anak tidur?"

"Oh, aku memang berebahan. Hanya sulit untuk berlabuh ke alam mimpi karena seseorang yang membuatmu kesal." Meski sebenarnya Heechul tidak harus bertanya kepada Jaejoong siapa yang membuatnya kesal, karena ia jelas tahu apa yang membuat adiknya itu marah. Tetap saja ia harus bertanya.
"Kenapa?"

Cairan bening itu memenuhi gelas, Jaejoong menuang segelas penuh untuk dirinya sendiri dan meringis merasakan cairan anggur membakar tenggorokan. "Dari dulu hanya satu orang yang bisa membuatku kehilangan kesabaran. Jung brengsek!" Umpatan kasar lain keluar dari bibir mungil Jaejoong. Pria itu menuang segelas lalu kembali menegugnya sampai habis.

"Aku pikir kalian sudah baikan." Heechul menerima gelas yang di sodorkan oleh adiknya. Bermain main dengan cairan bening itu sebelum menyesap anggur itu perlahan.

"Tapi tetap tidak membuat pria itu berhenti bersikap untuk tidak menyebalkan. Malah semakin menyebalkan." Lagi, satu tegukan besar Jaejoong habiskan. "Kau tahu apa yang dia sudah lakukan?" Heechul menggeleng.

Jaejoong terdiam, memikirkan kembali apa yang harus ia katakan atau dari mana ia akan mulai. Tidak biasanya ia terbuka kepada saudara kembarnya. Dan kenapa sekarang ia berusaha mengatakan apa yang menjadi beban di pikirannya. Ia tidak habis pikir. Tapi tidak ada salahnya jika ia mengatakan kegelisahan yang ia rasakan kepada saudaranya. Siapa tau itu bisa membuatnya lega.

"Sudahlah." Jaejoong meringis, membanting gelas ketiga dan menuang lagi.

Hecchul tidak berniat memaksa adiknya untuk bercerita, dulu mereka selalu terbuka satu sama lain, hanya saja Jaejoong jadi lebih tertutup sejak saudara kembarnya ini jatuh cinta kepada Jung Yunho dan pergi bersama pria itu ke Seoul. Sekembalinya Jaejoong, adiknya ini semakin tertutup dan berubah banyak. Hal itu sempat membuat Heechul khawatir, lalu Jaejoong nenunjukan diri untuk tidak menghawatirkan hal itu karena adiknya memang terlihat mampu mengendalikan kehidupannya dengan sangat baik. Sampai Yunho kembali.

"Bukan begitu cara menikmati anggur terbaik, kau pikir itu air mineral?" Heechul mengambil botol yang masih menyisakan setengah. Mendorong botol itu menjauh dari jangkauan Jaejoong. "Setahuku kalian pergi makan siang, lalu kau mengirimku pesan bahwa kalian tidak akan pulang sampai malam karena Yunho ingin mengajakmu ke Mall untuk membelikan anak-anak pakaian lalu pergi makan malam. Apa aku salah? Bukankah kau menyukai shoping? Terlebih kau bisa menguras isi dompet Yunho, dan dia tidak akan miskin meski kau meminta setoko penuh pakaian bermerk."

A Snowy WinterWhere stories live. Discover now