Bagian Dua Puluh

9.4K 1K 127
                                    

※A Snowy Winter※
☆Sherry Kim☆
.

Jika membunuh saudara kandung bukanlah suatu dosa besar, bukan juga tindakan kriminal, Heechul pasti sudah membunuh saudara kembarnya pada detik kedua Jaejoong melewati ambang pintu kedai dengan brutal.

"Panas." Itu adalah kata pertama yang di ucapkan Jaejoong sebelum pria itu mengambil tempat duduk di depan meja konter.

Heechul tidak buta. Dan meski ia buta sekalipun sudah pasti ia akan mendadak bisa melihat kilauan emas berlian di antara jari jari Jaejoong yang di tempatkan di atas meja, yang dengan sengaja memamerkan benda mengkilap itu kepada Heechul. Tidak lupa, leher kurus Jaejoong yang di pamerkan, kaos V neck yang mempertontonkan dada, lebih tepatnya kilauan rantai emas model brandal serta model lain yang sampai ke perutnya. Baiklah. Untuk hal ini ia berlebihan.

"Kau bisa tetap tinggal di rumah, menyalakan pendingin ruangan duduk manis di depan televisi dan menjadi nyonya besar. Apa yang kau lakukan di sini?"

Jaejoong memberenggut mendapati sambutan dari kakaknya. "Tak bisakah kau romantis sedikit. Memberi sambutan dengan sapaan manis pada adikmu ini." gumam Jaejoong.

“Kenapa juga aku harus berlaku romantis padamu?”

Jaejoong memutar bola mata sebal. Pria itu beralih mengamati kedai yang sepi. "Tumben sekali kedai kita sepi?"

"Sepertinya mereka tahu akan ada orang gila berniat mampir kesini. Jadi mereka takut makan di kedai kita." Jawaban itu membuat kening Jaejoong membentuk lipatan kecil Orang gila yang di maksud entah kenapa membuat Jaejoong mendelik pada saudara kembarnya itu. "Hyung, aku lapar." teriak Jaejoong pada kakak pertamanya yang berada di dapur.

"Satu juta untuk seporsi ramen." Terdengar teriakan Hyun Joong dari dapur.

"Kau pikir ramen kalian terbuat dari emas." gumam Jaejoong.

"Kau kan orang kaya. Tidak akan miskin dengan membayar satu juga seporsi makan siang."

"Ya ya. Yunho kaya." Jaejoong menyetujui.

Menaruk lap basah yang ia gunakan untuk membersihkan meja konter, Heechul menghampiri adiknya. "Kapan kalian menikah?" Pria itu memeriksa cincin serta jam tangan yang Jaejong kenakan. Heechul tidak terkejut mendapati benda itu keluaran toko ternama yang belum pernah ia masuki. Hanya pernah ia lihat dari balik kaca.

"Nanti. Setelah aku menguras habis tabungan pria menyebalkan itu."

"Masih sekeras baja rupanya."

"Aku belum puas membuat Yunho menderita."

"Dan apa hatimu tidak menderita?"

Jaejoong mengibaskan tangan Heechul yang entah sejak kapan sudah menggenggam tangannya. Keduanya saling menatap untuk beberapa saat, sampai Heechul menjauh dari Jaejoong untuk mengambil ramen yang kakak mereka buat di dapur.

Jaejoong menghela napas. Siapa yang ia bohongi. Mungkin akan berhasil jika ia membohongi Hyun Joong atau yang lain. Tapi ia tidak akan pernah bisa membohongi saudara yang pernah tinggal di rahim yang sama dengannya selama sembilan bulan. Lahir di jam yang sama serta tinggal di kamar yang sama selama lima belas tahun.

"Aku hanya... ." Jaejoong berpikir bagaimana ia menyelesaikan ucapan itu.

"Ragu." Heechul menyelesaikan kata Jaejoong.

A Snowy WinterWhere stories live. Discover now