Bagian Sembilan belas

8.3K 1K 148
                                    

※A Snowy Winter※
☆Sherry Kim☆
.


“Cemburu?”
Jaejoong tidak melirik Yoochun saat menjawab pertanyaan pria yang saat ini duduk di seberang meja pengunjung. “Kau bercanda?”

Yoochun menatap tamu di salah satu meja cafe Holic dengan kening berkerut. “Tapi Yunho tersenyum pada wanita itu. Lihat itu, bahkan wanita itu bergelayut seperti monyet di lengan Yunho. Siapa namanya, aku lupa, biarkan aku mengingatnya terlebih dahulu.” Jeda sejenak. Yoochun benar-benar terlihat memikirkan hal itu dengan sungguh-sungguh. “Yu siapa ya... Yuri, ya! Kalau aku tidak salah ingat, wanita itu juga pengagum Yunho dulu bukan.”

Akhirnya Jaejoong mengalihkan perhatiannya dari dua orang di depan sana. Menatap Yoochun dan bertanya. “Seingatku kau sudah akan pergi. Kenapa kau masih duduk di sini?” Dengan tatapan yang mampu menusuk tulang punggung Yoochun.

Yoochun mengedikan bahu acuh. “Tadinya memang,” ujarnya. “Tapi setelah melihat Yunho datang bersama wanita itu aku membatalkan niatku. Terlebih saat aku menemukan wajahmu yang merah padam melihat mereka masuk ke cafe bersamaan. Aku mengira kau cemburu. Maaf jika aku salah.”

Adanya nada geli dalam suara Yoochun membuat Jaejoong mendengus sebal. “Mereka hanya bertemu di luar pintu depan. Kita berdua melihatnya dengan jelas dari sini tadi.”

“Tapi bisa saja mereka sudah janji ingin berjumpa di sini. Telefon, chat, email. Berlagak kebetulan untuk mengelabuhimu.”

“Demi Tuhan, Yunho tidak sebodoh itu jika memang ingin selingkuh dariku. Dia tidak akan menemui selingkuhannya di cafe milikku yang dia tahu dengan baik aku bisa saja berada di sini.”

“Selingkuh darimu?” Sebelah alis Yoochun berjenggit naik. “Beritahu aku siapa Yunho di matamu, kenapa bisa di sebut selingkuh jika kalian bukan lah sepasang kekasih ataupun suami istri? Seingatku kalian belum menikah. Jadi Jongie sayang, beritahu aku kenapa itu bisa di katakan selingkuh?”

“Selingkuh dari anak-anak.” sanggah Jaejoong cepat. “Siapapun yang dekat dengan Yunho berkemungkinan akan menjadi Ibu anak anak dan aku harus mengawasinya.”

“Kenapa nada suaramu meninggi.”

“Suaraku tidak meninggi!” sanggah Jaejoong.

“Ya. Dan kenapa kau marah ketika kau mengatakan tidak cemburu. Omo, lihat itu. Mereka berdua duduk sangat dekat.”

Kepala Jaejoong berputar cepat menatap meja yang di duduki Yunho bersama wanita bernama Yuri itu. Entah karena alasan apa dan kapan, Yunho sudah duduk di sebelah Yuri, membelakangi posisi Jaejoong.

“Kenapa mereka memunggungi kita? Apa yang sedang mereka bisikkan.” gerutu Yoochun menyulut api yang memang sudah menyala.

Panas karena ocehan Yoochun, Jaejoong menghadang pelayan yang baru saja mengirim pesanan ke meja mereka. “Kau tahu apa yang sedang mereka perbincangkan?”

Pelayan itu menatap kearah yang sama dengan Jaejoong sembari berpikir. “Cincin pertunangan. Mereka membicarakan cincin pertunangan. Kalau aku tidak salah. Wanita itu sepertinya sedang memilih cincin yang akan pria itu belikan untuknya.”

“Kau lihat.” sahut Yoochun secepat kilat. Pria itu mencondongkan tubuh di atas meja mendekati Jaejoong. “Yunho akan melamarnya dan...” Yoochun terjerembab ke belakang saat Jaejoong berdiri dengan tiba tiba. “Jae, kau tidak boleh mengganggu mereka.”

“Kenapa tidak boleh?” Tanya Jaejoong sambil melangkah menuju meja yang di tempati Yunho.

“Mereka tamu di cafe ini.”

A Snowy WinterWhere stories live. Discover now