Bab Delapan Belas

9.4K 1K 104
                                    

☆A Snowy Winter☆
※Sherry Kim※
.

Hal paling indah dalam hidup ialah ketika kau membuka mata di pagi hari dan menemukan sosok yang kau cintai meringkuk dalam pelukan. Hal itu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Yunho setelah hidup dalam kesepian yang ia alami selama bertahun tahun dengan pikiran bahwa ia akan hidup tanpa Jaejoong.

Pagi ini, menemukan Jaejoong meringkuk di pelukan terasa seperti mimpi. Bibir kecintaannya itu mengerucut ketika Yunho menggeser tubuhnya untuk memeluk Jaejoong. Seperti kucing manja, Jaejoong menyurukan wajah ke dada Yunho. Menggelitik kulit Yunho dengan bibir itu sampai Yunho menggerang tertahan menahan diri.

Cukup tahu bahwa mereka telanjang di balik selimut membuat darah Yunho mendidih. Menyadari kulit mereka saling bersentuhan tanpa adanya benang yang memisahkan membuat Yunho segera melompat dari tempat tidur mereka.

Jaejoong membuka mata. Mata bulat itu mengintip Yunho dari balik bulu mata indah itu sebelum kembali terpejam.

Dalam keadaan telanjang sekaligus bergairah, Yunho menggumamkan sumpah serapah sebelum menghilang masuk ke dalam kamar mandi. Semalam adalah pengalaman pertama Jaejoong setelah sekian tahun perpisahan mereka. Yunho berani mempertaruhkan kedua lengannya sebagai jaminan bahwa Jaejoong tidak pernah berhubungan dengan orang lain selama bertahun mereka berjauhan. Ia yakin itu.

Berjalan masuk melewati sekat, bibir Yunho tersenyum mengingat apa yang telah mereka lakukan semalam. Mandi air dingin memang mampu mengurangi gairah yang selalu muncul saat ia membuka mata, tak terkecuali pagi ini. Yunho menahan diri untuk tidak kembali ke ranjang dan bercinta dengan Jaejoong sampai mereka lelah. Sebagaimana percintaan mereka semalam yang tiada akhir. Ia tidak ingin mereka terlambat bangun. Ada anak-anak yang harus mereka urus.

Mengeringkan tubuhnya dengan handuk, Yunho keluar dari kamar mandi dan mendapati Jaejoong masih terlelap seperti sebelumnya. Jaejoong yang malang. Yunho mengakui ia salah karena membuat pria itu terjaga di sebagian malam mereka. Sudah sangat lama mereka menahan diri dan enggan untuk melepaskan satu sama lain sampai keduanya jatuh tertidur.

Mendekati ranjang, Yunho mencium kening Jaejoong  dan menjauh. Ia tidak akan menyentuh Jaejoong lagi, setidaknya untuk pagi ini. Ada anak anak yang harus ia urus sebelum berangkat kerja. Ia juga harus membuat sarapan untuk mereka.

Memikirkan hal itu membuat senyum di bibir Yunho lenyap. Berbagai menu sarapan terlintas di benak Yunho. Tidak ada satu pun yang bisa ia buat. Sudah sangat lama sejak terakhir ia membuat sarapan sendiri. Selama ini selalu ada pelayan atau Ahra yang menyediakan sarapan untuk mereka. Kali ini ia harus menyiapkan sarapan untuk orang lain. Terlebih dalam porsi lima orang.

Terdengar suara suara aneh dari dapur saat Yunho berjalan menuju kamar anak-anak. Suara itu menarik perhatian Yunho sampai pria itu membelokan tujuan untuk memeriksa suara apa itu. Suara itu semakin keras ketika langkah kaki Yunho melewati meja makan dan berhenti di ambang pintu dapur.

Yunho membeku mendapati tiga bocah sedang bergumul di depan pintu kulkas yang terbuka. Tiga berandal nakalnya itu menatap Yunho dengan pandangan terkejut.

Ketiganya membeku melihat ayah mereka berdiri di sana, menjulang tinggi dengan mata terbelalak lebar melihat kerusuhan apa yang telah mereka lakukan.

“Anak anak...” Suara pasrah sekaligus frustasi memenuhi ruang dapur. Ketiga berandal nakal Jung berjengit kaget mendengar suara ayah mereka.

Yunho mengamati ketiganya lalu beralih ke sekeliling. Seluruh isi kulkas sudah keluar dari tempatnya, berserakan di mana mana dan tergeletak tak beraturan di sekeliling ketiga bocah itu.

“Demi Tuhan...” Yunho menahan lidah. Ia tidak ingin membangunkan Jaejoong dengan teriakan nyaringnya itu. “Keluar.” Kata itu di ucapkan Yunho dengan nada tegas dan tinggi. Ketiga bocah itu berdiri Kaku. Menatap satu sama lain sebelum keluar ruangan dengan langkah kaki mereka yang cepat dan kepala tertunduk.

A Snowy WinterWhere stories live. Discover now