Chapter Bonus

2.9K 238 30
                                    

Saat orang yang kita cinta tidak ada lagi bersama kita, mungkin itulah saat-saat terberat di hidup kita. Mencoba bersabar dan ikhlas pun tidak membantu banyak jika akhirnya hanya air mata itu yang keluar kembali.

Disini, seohyun kembali menunggu kehadiran seseorang. Di taman tempat terakhir kali dia kembali dari dinasti joseon. Kemarin, dia sempat bertanya pada ajhumma kim apa yang akan terjadi pada kyuhyun jika tidak berhasil melewati lubang hitam. Dan ajhumma kim hanya menjawab dengan wajah sendu dan gelengan lemah.

"Kau...pasti kembali kan kyu?" Seohyun berkata lirih sambil menengadahkan kepalanya menatap hamparan bintang di atas sana.

"Kau sudah berjanji setelah kita menyelesaikan semuanya kita akan bahagia...hiks...kau...hiks" Seohyun tidak lagi mampu melanjutkan ucapannya, dia perlahan terisak di taman itu.

Seohyun menutup mulutnya dengan kedua tangan nya untuk mencegah isakan nya semakin terdengar kuat. Tapi percuma saja, walau telah ditahan lewat kedua tangan pun isakan itu masih terdengar jelas, dan begitu...lirih.

***

Dinasti joseon

Penyesalan memang selalu tidak jauh dari kata akhir. Kenapa tidak memikirkan matang-matang dulu? Atau, kenapa tidak berpikir sebab akibat yang akan diterima jika berbuat seperti itu? Menyesal pun percuma, karna pada hakikatnya waktu enggan untuk sekedar kembali walaupun satu detik yang sudah berlalu.

Changmin menatap nanar ke arah kyuhyun dan juga seohyun. Kyuhyun memandang iba pada nya, walaupun kyuhyun tau jika semua yang changmin perbuat sudah sangat keterlaluan. Tetapi dia masih tidak bisa memungkiri jika kyuhyun terlanjur sangat menyayangi nya sebagai saudara.

Tidak jauh berbeda dengan seohyun, dia pun sama tak tega nya melihat tubuh changmin yang sudah penuh luka. Sebentar lagi hukuman pancung akan dilaksanakan, dan seohyun berani bertaruh jika dia tidak akan sanggup melihat proses penghukuman itu.

"Apakah terlambat untuk meminta maaf?" tanya changmin sambil menunduk kebawah. Tidak berani menatap kedua wajah yang sudah di kecewakan nya itu.Seohyun dan kyuhyun saling berpandangan, lalu mulai mengangguk bersamaan.

Seohyun duluan melangkahkan tubuh nya untuk mendekati changmin yang sedang berada dalam kuasa kayu-kayu yang memenjarakan tubuhnya.

"Tidak ada kata terlambat orabeoni" seohyun raih tangan yang di penuhi luka itu, changmin dengan sedikit ketidak percayaan mengangkat kepalanya untuk melihat wajah wanita yang sangat di cintai nya itu.

"Kau memaafkan ku hyun?" seohyun mengangguk sambil tersenyum lembut. "Aku berterimakasih karna selama ini orabeoni begitu mencintai ku. Dan maaf karna diriku orabeoni dan kyuhyun harus seperti ini".

Changmin tersenyum lirih, kemudian menggelengkan kepalanya. "Ini sama sekali bukan kesalahanmu gadis kecil, ketamakan ku adalah penyebab semua kekacauan ini." Changmin jeda ucapan nya sejenak, lalu mulai meraih pipi seohyun dengan tangannya. "Maafkan aku...maafkan aku jika membuatmu tersiksa. Aku...aku...."

Tes, air mata itu jatuh, dan mulai berlomba menuruni pipi changmin. "Aku...Mencintaimu" seohyun mengangguk mengerti, dia menghapus air mata di pipi changmin. "Terimakasih sudah mencintaiku orabeoni"

Changmin alihkan pandangan ke arah kyuhyun, seolah mengerti. Seohyun mundur dan membiarkan kyuhyun maju untuk lebih dekat dengan changmin. "Aku terkejut kau sudah bisa mengalahkan ku adik kecil", kyuhyun hanya tertunduk. Berusaha menahan diri nya agar jangan sampai menangis di depan seohyun.

"Aku selalu ingat dulu kau merengek minta ajarkan cara menggunakan pedang padaku. Dan kau selalu menginginkan untuk menjadi seperti diriku." changmin tersenyum hangat, matanya menerawang ke masa lalu.

FOR LIFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang