past 1

128 55 4
                                    

Enam belas tahun yang lalu...

"Cindy! Kemarilah!" Seru seorang ibu yang sedang mengajari anaknya berjalan.

"Bagus sayang." Puji sang ibu sambil merengkuh tubuh kecil Cindy.

"Ibu!" Teriak dua orang gadis kecil yang kegirangan menghampiri ibunya.

"Rosa! Rosella! Kalian kenapa berteriak memanggil ibu?" Tanya wanita itu heran.

"Kami tadi menemani ayah membeli anting-anting untuk cindy." Kata gadis kecil yang bernama rosella.

"Benarkah?" Wanita itu pun semakin heran.

"Iya sayang." Sahut seorang pria yang menghampiri mereka berempat.

"Itu juga sebagai permintaan maafku karena sudah menggadaikan anting-anting cindy yang sebelumnya, Allana." Tambahnya lagi.

"Tidak perlu meminta maaf Clark. Kau menjualnya karena kita juga butuh uang. Kau ayah yang baik Clark." Ujar Allana.

"Aku mengumpulkan sedikit tabunganku untuk menebusnya kembali" Lanjut Clark.

"Ibu! Ada tamu." Ucap rosa sambil menunjuk ke arah sepasang suami istri yang memasuki pekarangan rumah mereka.

"Ah iya. Clark ayo kita sambut sahabat lama kita." Kata Allana sambil menggendong cindy ke teras rumah mereka diikuti oleh suami dan dua anaknya.

"Lama tak berjumpa Smith dan sekarang kau membawa istrimu." Kata Allana menyambutnya dan mempersilahkan tamunya masuk.

"Diana! Smith itu putri kita Diana." Kata Alexa istri smith.

"Sayang, dia bukan Diana. Dia putrinya Allana, Cindy." Ujar Smith menyadarkan Alexa.

"Tapi dia sangat mirip dengan Diana. Bagaimana kalau itu memang benar Diana?" Alexa mencoba meyakinkan suaminya.

"Alexa! Diana itu sudah meninggal. Kita berdua sudah jelas-jelas melihat pemakamannnya." Smith sengaja menegaskan kata-katanya supaya istrinya itu tidak berdelusi lagi.

Dan tak berapa lama setelah itu air mata pun mengalir membasahi pipi Alexa. Selama ini Alexa sangat depresi atas kepergian anak tunggalnya, Diana. Sehingga tidak jarang Alexa berbicara atau tertawa-tawa sendiri karena ia masih menganggap Diana ada dalam hidupnya. Bahkan setiap kali ia melihat anak orang lain yang seumuran Diana, ia akan menganggap itu benar-benar Diana.

"Maaf Allana. Dia mengalami delusi akhir-akhir ini." Kata Smith lirih.

"Kau harus bersabar Smith. Kami turut prihatin pada istrimu."sahut Clark dengan nada sendu.

"Tak apa. Aku datang ke sini juga karena ingin menceritakan masalah Alexa pada kalian."

Allana dan Clark pun turut mendengarkan curahan hati Smith tentang istrinya dan juga anaknya yang meninggal dunia karena perampokan di rumahnya sendiri.

"Alexa pernah terkena tumor di rahimnya saat mengandung Diana. Dia hanya bisa memiliki satu anak saja dalam seumur hidupnya karena rahimnya sudah diangkat saat melahirkan Diana. Itulah mengapa sekarang ia sampai mengalami gangguan kejiwaan." Tutur Smith yang sedikit terisak.

"Jadi Allana, maukah kau membantuku?" Tanya Smith dengan tatapan memohon.

"Apapun itu akan kulakukan dengan senang hati, Smith. Kau juga sudah banyak membantu keluargaku sejak aku kecil. Bahkan ketiga putriku ini pun tak akan lahir bila kau tidak membiayai persalinanku." Ucap Allana tersenyum simpul.

"Kalau begitu bolehkan aku dan istriku mengasuh anak bungsumu itu, Allana? Setidaknya sampai kejiwaan istriku membaik." Pinta Smith dengan nada memelas.

"Tapi, Cindy masih terlalu kecil. Aku tidak bisa jauh darinya." Ucap Allana lirih.

"Kumohon Allana, aku akan memberimu apa saja yang kau butuhkan termasuk kebutuhan Cindy juga. Apapun itu akan kuberikan."
Allana dan Clark seolah tak bergeming mendengar permohonan Smith yang membuat mereka dilema.

"Clark, kumohon. Tolonglah ini semua demi kebaikan Alexa. Lihatlah dia bahkan sekarang masih meraung-raung menangis seperti anak kecil." Kata Smith memohon lagi.

"Allana, mungkin untuk kali ini saja, kumohon. Aku berjanji akan menjaga Cindy dengan segenap jiwa dan ragaku." Smith bersujud mencium kaki Allana yang membuat Allana tak enak hati dan langsung menyuruhnya bangkit.

"Baiklah Smith. Tapi izinkan aku menjenguknya minimal dua minggu sekali. Aku khawatir padanya kalau saja dia sakit atau sedih karena jauh dari orangtuanya." Kata Allana mengabulkan yang akhirnya permintaan Smith dengan berat hati.

"Terima kasih Allana. Aku janji akan menjadi ayah yang baik untuk Cindy. Dan Alexa, berhentilah menangis. Kita masih diberi kesempatan merawat seorang anak." Ujar Smith sambil menenangkan istrinya yang sedang menangis.

"Benarkah. Dimana dia? Mana anakku?" Tanya Alexa seperti orang linglung.

Allana pun dengan berat hati memberikan anak bungsunya ke pangkuan Smith ketika ia memintanya.

"Sekarang dia akan menjadi anak kita, Alexa." Ucap Smith menyerahkan Cindy ke pangkuan Alexa.

"Anakku." Kata Alexa senang sambil mencium pipi gembul Cindy.

Bahagialah CinderellakuWhere stories live. Discover now