Dia yang datang

92 45 0
                                    

"Saya, Smith Jefferson bersedia menikahi Allana Flores dalam susah ataupun senang sampai maut memisahkan...." ikrarnya pada hari pernikahan.

"Allana..."bisik Smith mendekatkan wajahnya ke arah Allana dan Smith pun menciumnya.

Resepsi dan pesta pernikahan Smith dengan Allana berjalan lancar dan berlangsung meriah. Musik yang mengalun menandakan dimulainya pesta dansa yang romantis berlangsung.

"Allana...maukah kau berdansa denganku?" Pinta Smith memberi hormat padanya.

"Dengan senang hati, Tuanku" jawab Allana menyambutnya.

Mereka mulai berdansa dan larut dalam kegembiraan. Allana yang tidak terlalu mahir berdansa tidak sengaja menginjak kaki Smit beberapa kali.

"Maafkan saya, Tuan. Saya sulit mengikuti gerakan anda." Cicit Allana yang takut Smith marah padanya.

Smith terkekeh mendengarnya. "Seharusnya kau minta maaf karena masih memanggilku 'Tuan'"

"Ah, maafkan saya. Saya lupa."

"Kalau begitu panggil aku Smith. Sekarang aku ingin mendengarnya" kata smith yang menghentikan dansanya dan menatap dalam mata Allana lalu mendekatkan wajahnya ke Allana sehingga membuat Allana jengah.

"Smith..." sebut Allana yang malu sehingga mukanya tampak bersemu.

Setelah larut malam, acara selesai dan semua orang pulang ke rumah masing-masing.

Allana mondar mandir di kamarnya atau lebih tepatnya kamar dirinya dan juga Smith. Dia merasa cemas dan gugup tanpa sebab sampai akhirnya Smith datang.

"Smith, kau sudah datang?" Tanya Allana yang masih gugup.

"Kau belum tidur juga dari tadi?" Smith bertanya balik.

"Aku..aku tidak bisa tidur." Kata Allana mencari alasan.

"Kalau begitu cobalah lagi untuk tidur. Aku juga mau istirahat karena kelelahan sepenjang hari."

"Em..itu...sebenarnya apa aku boleh minta selimut lagi. Agar aku bisa tidur di sofa ini" kata Allana menunjuk sofa di dekat tempat tidur.

"Tidak usah. Kau tidur saja di sampingku." Sahut Smith sekenanya.

Allana hanya terdiam tak bergeming menuruti perkataan Smith. Ia tidur disamping Smith dalam satu ranjang. Allana merasa tak nyaman dan mencoba tidur membelakangi Smith. Kemudian ia merasa ada sesuatu yang melingkari pinggangnya dan ternyata itu lengan Smith.

"Smith.."panggil Allana menoleh menatap wajahnya.

"Tidak apa-apa Allana. Kau tidak usah merasa sungkan. Sekarang kau tidak hanya menjadi sekretarisku tapi juga istriku" bisiknya di telinga Allana.

"Biarkan aku tidur seperti ini" kata smith yang mempererat pelukannya lalu memejamkan matanya dan menenggelamkan kepalanya di leher Allana.
Allana hanya membiarkannya dan tak mau melawan. Deru nafas Smith terasa hangat di tengkuknya. Membuatnya hanyut teringat pada seseorang yang sudah lama meninggalkannya untuk selamanya. Allana pun tertidur menggumamkan sebuah nama, "Tetap di sini, Clark..."

***

Pagi ini di hari senin, tampak terlihat sesosok gadis muda menunggu di halte bus. Gadis itu bernama Cindy. Gadis muda yang lahir di musim gugur dan tumbuh besar saat badai musim dingin yang panjang.

Meskipun badai telah reda, tapi hatinya tetap membeku seperti kepribadian aslimya yang sangat tertutup dan misterius. Mungkin di hadapan orang yang disenanginya dia akan sering berbicara dan berkata kasar, tetapi jauh dalam lubuk hatinya dia sangat ingin diam dan hanya mendengarkan orang lain berbicara, bukan hanya dirinya yang selalu memulai suatu percakapan.

Bahagialah CinderellakuDove le storie prendono vita. Scoprilo ora