The Bloody Girl (Mature[18+])

113 23 5
                                    

Rinai gurauan senandung tawaku bersuara, tapi barang satu pun tak peduli.
Ketika senandungku tak bersua di tengah deru tangis air mata langit, seseorang malah datang menarikku dari sana. ~ unknown.

***

Pagi ini kelas sudah agak ramai. Cindy yang datang paling pagi di kelas melihat orang-orang dikelasnya bergerombol-bergosip dengan cerianya.

Cindy yang duduk di bangku paling belakang, diam bersungut sambil sesekali mengutak-ngatik ponselnya-membaca berita harian melalui internet. Sesekali juga dia menguping pembicaraan orang-orang. Ketenangan yang dirasakannya tak berlangsung lama sampai akhirnya suara seseorang begitu menggema di hati dan pikirannya.

"Sejujurnya aku suka sama Vial. Tapi aku gak tahu caranya ngungkapin perasaan dengan baik dan benar" ungkap Valiant yang berbicara pada gerombolan di kelas.

Kaget. Hal itu lah yang ada dalam benak Cindy saat mendengarnya dari posisi terjauh.

Sementara kawanan sekelasnya malah bersorak-sorai gembira kegirangan mendengarnya.

"Ciee...Valiant! Cie, cie, cie...yang lagi lope-lope di udara..."

"Wah...Valiant ngerebut Vial kita..."

"Cie Valiant. Nanti kami bantu kamu kok buat 'nembak' Vial"

"Gak bisa...jangan rebut Vial dari kami.."

Semua kawanannya pun ramai membahas dengan gurauan-gurauan mendukung di baliknya. Terkecuali Cindy yang berharap mungkin tadi kebetulan salah dengar.

"Sini-sini! Aku beritahu kamu gimana caranya mau 'nembak' Vial" kata Stefan yang setelahnya berbisik sayup-sayup pada sekumpulan mereka.

Tak lama kemudian mereka ke luar dari kelas menggiring Valiant ke kelas sebelah. Cindy yang penasaran ikut mengintip dari balik pintu kelasnya. Dilihatnya sepasang muda-mudi--Valiant dan Vial saling menatap dan berpegangan tangan.

"Vial aku mau ngomong sesuatu sama kamu" ucap Valiant kemudian menarik tangan Vial masuk ke kelas sebelah yang dikosongkan sementara oleh penghuninya.

Berselang lima menit kemudian mereka keluar kembali dari kelas itu disambut lontaran pertanyaan yang bertubi-tubi dari kedua pihak penghuni masing-masing kelas.

"Vial kamu kenapa?"

"Gimana Vial? Diterima gak?"

"Ciee...gimana Valiant? Diterima gak?"

"Cie..cie..ada yang lagi main tembak-tembakan ni ye.."

"Gimana hasilnya woi?"

Mereka menghadapinya dengan senyum malu-malu.

"Aku..aku gak sanggup jawabnya di hadapan kalian. Aku malu.." ujar Vial yang cepat-cepat menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya karena takut ketahuan wajahnya sedang tersipu malu saat ini.

"Valiant, tadi Vial jawab apa?" Tanya Stefan yang masih penasaran dengan jawaban mereka.

"Katanya sih..."

"Katanya...."

"Valiant!" Bentak beberapa anak yang tak sabaran karena Valiant mempermainkannya.

Bahagialah CinderellakuWhere stories live. Discover now