Rubah Licik (Mature[18+])

146 22 12
                                    


"Lepaskan aku!" Cindy kembali berontak dengan kasar ia menggeliat-geliatkan tubuhnya dalam ringkusan Richard.

Richard yang melihat pemandangan indah di hadapannya hanya bisa meneguk salivanya, menahan gejolak birahi yang bersemayam di tubuhnya. Cindy yang dalam keadaan berantakan, hanya mengenakan pakaian dalam karena seragamnya ia lepas lantaran terkena darah korbannya, justru terlihat sangat menggiurkan saat ini.

Bagaimana tidak? Kulit putih mulusnya terekspos dengan jelas ditambah tubuh rampingnya yang berlekuk bak manekin hidup, rambut emasnya terurai panjang menutupi belahan dadanya yang terpampang tidak terutup sehelai benang pun.

Kenapa dia jadi cuma mengenakan celana dalam saja? Apa ketiga laki-laki itu tadi berniat memperkosanya? Tapi kalau dilihat seperti ini, malah kelihatan seperti Cindy yang sengaja membantai mereka, pikir Richard yang mulai menerawang.

"Cindy berhenti!" Perintah Richard yang semakin tak bisa meringkusnya karena Cindy tak mau diam.

"Bajingan! Singkirkan tanganmu!"

Sepercik ide muncul di pikiran Richard, ia menekan titik syaraf di tengkuk Cindy dengan telunjuknya sampai akhirnya gadis itu pingsan. Richard yang selama ini mempelajari ilmu bela diri kungfu tahu letak titik-titik syaraf manusia yang bisa membuat orang langsung pingsan walau hanya dengan tekanan jari tangan.

"Maaf Cindy, kau terlalu berbahaya jika aku biarkan dalam keadaan sadar" gumamnya pelan kemudian dipakaikannya sweater lengan panjang yang ia kenakan untuk menutupi tubuh Cindy.

Lagipula kalau dia tetap dalam keadaan hampir telanjang dan meronta-ronta seperti tadi malah terlihat seperti aku yang akan memangsanya, semburat merah pun muncul di di wajah Richard karena memikirkannya.

Richard segera mengambil ponselnya dari saku celananya, ditekannya beberapa tombol di layar ponsel lalu menelpon supirnya untuk menjemputnya.

"Fredy, jemput aku sekarang ditempat aku berada! Dan tolong bawakan beberapa orang untuk mengurus...mayat"

"Apa aku tidak salah dengar Tuan? Tadi anda bilang mayat?"

"Iya benar. Kau tidak salah dengar. Jangan banyak tanya lewat telepon. Nanti akan kuceritakan langsung semuanya kenapa bisa ada mayat" Richard langsung menutup teleponnya dan menunggu sampai Fredy datang.

"Tuan, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Fredy yang baru saja ke luar dari mobil diikuti oleh dua orang butler yang bergegas menghampiri Richard.

Richard segera menggendong Cindy yang terlelelap di tanah seperti menggendong seorang tuan putri. Kemudian ia berjalan menunjuk ke arah ketiga jenazah korban pembunuhan.
Richard memalingkan wajahnya saat melihat tiga mayat preman itu karena tak sanggup melihatnya.

Mereka bertiga mati dalam keaadan mata membelalak dan lidah keluar, bahkan ada yang sampai menggigit lidahnya sendiri. Salah satunya ada yang wajah dan kepalanya hancur berserakan darah.

"Kalian bereskan yang ada di sana. Aku juga sangat kaget melihatnya. Mungkin ini pemandangan paling menyeramkan yang pernah ada" bulu kuduknya bergidik ngeri saat menghampiri ketiga jenazah itu.

Richard yang bahkan mempunyai fobia darah malah harus melihat pemandangan yang menguji nyalinya.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya seorang butler yang berjongkok memandangi keadaan mayat-mayat tersebut.

Bahagialah CinderellakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang