t e a s e r [ 5 ]

911 128 15
                                    

"Sungguh, aku tidak pernah menyangka hari ini adalah hari terakhirku berbaring di padang rumput bersamamu, Peter Pan," kata gadis itu. Matanya berkaca-kaca.

"Aku merasa bersalah padamu, Tinkerbell. Maafkan aku. Aku sama sekali tidak menyangka kalau ayah dan ibu akan membawaku ke luar kota dan tinggal di rumah nenek secepat ini."

"Jangan panggil aku Tinkerbell. Aku tidak suka, Peter."

"..."

Air matanya menetes. "Aku merasa apa yang kau katakan minggu lalu itu menjadi kenyataan. Meskipun aku tahu kau hanya bercanda."

"Sekali lagi, aku sama sekali tidak ingin itu terjadi."

"Apakah kau akan mencari sahabat baru di tempat nenekmu itu?" tanya gadis itu pelan.

"Aku tidak tahu, Bella. Aku... aku tidak mungkin tidak mendapatkan teman di sana, bukan? Maksudku, aku tentu tidak akan menggantikan posisimu di hatiku. Tapi aku harus menemukan teman baru di sana, agar aku lebih bisa beradaptasi. Kau tidak marah, kan?"

"Hm."

"Ada apa denganmu?"

"Tidak ada, Louis. Aku... aku hanya sedikit pusing dan memerlukan tidur," Gadis itu bangkit berdiri dan membuang wajahnya. "Maafkan aku tidak bisa menemanimu di hari terakhirmu berada di Doncaster. Aku harus segera pulang. Semoga penerbanganmu besok menyenangkan."

Anak laki-laki itu mengejar sahabatnya. "Bella, tunggu!"

Gadis itu berhenti. "Tidak perlu mengejarku, Peter Pan. Tetaplah tunggu matahari terbenam. Kau tak pernah melewatinya, bukan? Oh! Dan kau harus ingat, aku menyayangimu." Lalu, ia mulai berjalan lagi.

"Aku menyayangimu juga, Bella. Tidak ada salam perpisahan? Pelukan?"

"Tidak, Louis. Kita masih akan bertemu."

Kemudian, anak laki-laki itu tetap mengejar sahabatnya. Dan dunia mereka berputar melambat.

When Peter Pan Loves AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang