t h r e e

814 100 35
                                    

"Akulah yang memimpin di sini." Ucap Liam, dengan angkuhnya. "Kau bertiga, Harry, Zayn, dan Niall, kalian hanya awak kapal di sini." Aku mengerutkan dahiku melihat wajahnya. Liam kemudian menatapku dengan mata yang disipitkan, seolah-olah aku adalah musuh besarnya yang baru saja dilihatnya selama ratusan tahun.

Ugh.

"Wel, kalau kalian tidak mengizinkanku untuk berlayar bersama kalian ataupun memberiku roti, aku akan turun dari kapal kalian."

"Kapalku. Bukan kapal mereka. Dan, ya, kau boleh turun sekarang juga." Ucap Liam kemudian, membuang mukanya dariku. Sialan. Kalau aku tinggi, akan kubuang topi hitamnya itu ke laut.

"Ta-tapi, Kapten Liam," Sela yang bernama Niall kemudian, "kapal kita sudah berlayar semenjak gadis ini masuk ke dalam dek rahasia kita."

"Apa?!"

Aku menutup kedua telingaku mendengar teriakannya. Laki-laki itu pun keluar dari ruangan yang bau ini dengan segera. Tapi, apa?! Kapal ini sudah berlayar?! Apa itu artinya aku tidak bisa turun lagi? Astaga, aku tidak bisa berenang! Bagaimana kalau Liam menyuruhku berjalan di atas papan yang berujung samudra?

Harr, Zayn, dan Niall kemudian mengajakku keluar. Aku melihat hamparan laut di depanku yang sungguh luas. Aku bergegas berlari ke sisi kapal untuk melihat ke belakang. Neverland sudah jauh! Tidak. Aku masih ingin bertemu dengan Louis!

"Putar balik kapal ini! Aku ingin membawa gadis ini kembali ke pulau itu! Mengapa kalian berlayar tanpa mendengar instruksiku?! Dan mengapa pula kalian berlayar dengan sungguh cepat?!" aku melihat Liam yang mengamuk kepada seorang nahkoda di kiriku. Astaga, sebegitu jahatnyakah laki-laki ini?

Aku menghampiri Zayn yang sedang terdiam menatap kaptennya mengamuk. "Apa kau tidak berusaha untuk menenangkan dia?" tanyaku kemudian.

Zayn yang tersadar aku menghampirinya kemudian menoleh padaku dan tersenyum lebar. "Dia sudah biasa seperti itu selama kami berlayar!" serunya dengan nada gembira. "Dia agak gila."

"Gila?"

"Tidak. Aku bercanda. Jadi, apakah kau mau makan?" tawar Zayn kemudian, masih dengan senyuman bodohnya. Sementara aku melirik ke arah Liam yang berulang kali mendengus dan mengamuk pada nahkodanya dengan tatapan jijik.

"Itu hanya alasanmu untuk tetap bersama gadis dungu itu!"

Gadis dungu?!

"Hey, beraninya kau mengatakan aku gadis dungu!" aku menyentak Liam dan menghampirinya. Liam kemudian menatapku dengan mata yang menyipit seperti tadi.

"Kau memang gadis dungu yang tersesat di Neverland!"

"Tapi kau tidak berhak mengataiku seperti itu!"

"Lalu aku harus memanggilmu apa? Kukira kau tidak memiliki nama."

"Aku memiliki nama! Namaku Tink—"

"Tink?" tanya Liam kemudian. Aku menutup mulutku. Mengapa aku barusan akan berkata Tinkerbell? Ugh.

"Bella. Namaku Bella."

"Apakah itu penting bagiku?"

Aku mendengus.

"Stop!" lerai Niall kemudian. Laki-laki itu mengisi ruang di antaraku dan Liam yang saling membuang muka dan melipat tangan kami masing-masing. "Bella, jadi apa tujuanmu sebenarnya?"

Aku menoleh pada Niall, tanpa berusaha melihat si gila Liam lagi. "Aku hanya ingin kalian membantuku mencari Louisku."

"Siapa itu Louis? Ada banyak Louis di Neverland. Louis Weckles, Louis Triton, Louis Carbellio—"

"Maksudku, Peterpan. Apa kalian mengenal Peterpan?" tanyaku kemudian, membuat Niall terdiam. Bahkan sang nahkoda pun terdiam.

Namun kemudian, Liam secara perlahan menolehkan kepalanya kepadaku. Aku bisa melihat wajahnya terlihat kaget dan membuka lebar mulutnya. Lalu, perlahan-lahan juga dia tersenyum—tapi bukan senyuman yang tulus. "Peterpan?" tanyanya. "Aku bisa membantumu."

_______________

Well, Lilla (Liam-Bella) or Loubell (Louis-Bella)?:p Karna itu Liam sama Bella cute banget waktu berantem:3

When Peter Pan Loves AutumnWhere stories live. Discover now