Bad Stalker part 2

1.3K 50 3
                                    

"Kita kehilangan mereka," Andi dan Reno paham apa yang di maksud Dylan dan menghela napas panjang secara bersamaan.

Misi kedua
Status : gagal

***

"Sekarang mereka ke mana?" Tanya Dylan dengan frustasi seraya mengacak-acak rambutnya dengan kesal.

"Mending sekarang kita jangan ikutin mereka dulu," jawab Reno sembari memandang ponselnya yang di yakini berisi laporan kegiatan Key selama di Mall bersama kedua sahabatnya.

"Gak bisa! Kita harus cari mereka!"

"Lo bakal nyesel setelah gue kasih tau keberadaan mereka!" Reno kesal dengan Dylan yang bersikukuh untuk mencari keberadaan Ana.

"Gue gak akan nyesel!"

"Gue pegang ucapan lo!"

"Kalian ngomong apa sih?" Tanya Andi heran saat melihat kedua sahabatnya saling berteriak di tengah coffe shop yang masih mereka tempati.

"Diem lo!" Seru Dylan dan Reno berbarengan yang membuat Andi seketika menutupkan mulutnya yang hendak bertanya lagi.

Sekarang, mereka telah berada tepat di depan toko yang sedang Ana dan kedua sahabatnya kunjungi. Mereka memandang toko di hadapannya seraya menelan ludah dengan gusar.

"Gue bilang juga apa!" Reno sebal dengan Dylan yang ngotot untuk mengikuti mereka sejauh ini. Yang benar saja mereka harus memasuki toko itu.

"Kita ... harus masuk?" Tanya Andi dengan ragu-ragu dan memandang Reno dengan tidak yakin.

"Gimana? Mau tetap di lanjutin?" Reno bertanya kepada Dylan tanpa memandangnya. Mereka bertiga sibuk berdiri di depan toko dan saling berbicara tanpa memandang wajah satu sama lain.

"Selamat siang," sapa staf yang bertugas kepada mereka yang masih terbengong menatap toko di hadapannya. "Ada yang bisa saya bantu?"

Mereka masih terdiam tanpa menghiraukan staf toko yang bertanya-tanya kepada mereka.

"Mau ukuran berapa, Kak?" Pertanyaan dari staf toko itu membuat bulu kuduk mereka merinding.

"Mau yang model apa, Kak?" Mereka mulai membayangkan berbagai macam model yang pernah mereka lihat di televisi atau majalah.

"Cari bikini atau lingerie, Kak?" Pikiran mereka makin tidak konsen apalagi melihat berbagai macam pakaian yang di pajang di depan toko maupun di dalam toko yang bisa mereka lihat dari depan toko.

Mereka menelan ludah dengan gusar dan titik-titik keringat jatuh dari dahi mereka.

"Eh, gak jadi, Mbak," Reno mulai menguasai dirinya dan menarik Andi dan Dylan untuk berjalan menjauhi brand pakaian dalam wanita yang sudah terkenal hingga mendunia.

Andi dan Dylan seolah sadar dan menepis tangan Reno yang menarik tangan mereka.

Misi ketiga
Status : gagal

***

Mereka akhirnya terdampar di food courts samping toko pakaian wanita itu.

"Jadi?" Tanya Andi setelah sekian lama terdiam.

"Kita tunggu mereka keluar, baru mengikutinya," sahut Dylan masih dengan semangatnya yang membara.

"Gue yakin, kalian gak akan mau mengikutinya setelah ini,"

"Memang, mereka akan pergi ke mana?"

"Gue sarankan, lo jangan bertanya mereka ke mana." Kata Reno dengan wajah yang lelah dan frustasi.

Di sinilah mereka berada sekarang, terimakasih berkat Dylan yang terus membujuk Reno dan Andi untuk tetap membantu kegiatan stalker agar tetap berjalan.

"Lo mau masuk?" Tanya Reno tanpa memandang wajah kedua sahabatnya yang memandang bangunan di hadapannya dengan pikiran kosong.

"Gue rasa, nyokap suruh gue pulang sekarang," Andi bergegas memutar badannya dan hendak pergi, namun Dylan dengan sigap menahannya agar tidak pergi begitu saja.

"Ayo, selangkah lagi,"

"Gue gak yakin, Lan," sahut Andi dengan memandang ngeri bangunan di hadapannya. Bangunan terkutuk yang takkan ia masuki dengan alasan apapun.

"Ayolah, gak seburuk itu, kok," bujuk Dylan seraya menarik tangan kedua sahabatnya untuk memasuki bangunan yang bernama Salon Kyms. Bangunan surga bagi perempuan dan bangunan terkutuk bagi para lelaki.

"Hai cyin, ada yang bisa eyke bantyu?" Suara setengah perempuan setengah laki-laki menyambut mereka setelah memasuki area salon

"Eh, kita cuma mau cari teman yang ada di dalam," elak Andi seraya memandang ngeri makhluk di hadapannya.

"Kalau menurut eyke, kamu cocok di potong jadi model seperti ini, kalau kamu di bikin rapi aja deh, kalau kamu yang di sana, mau aku pijit? Kita juga menyediakan SPA," tawar Sely, orang yang menyambut mereka tadi seraya menunjuk Andi, Reno dan Dylan untuk melakukan beberapa aktifitas di salon.

Mereka menelan ludah dengan gusar. Memandang ngeri makhluk di hadapannya yang kini mulai berceloteh ini dan itu mengenai apa yang ia lakukan pada mereka.

"HOI! Malah bengong! Cepat duduk di sini!" Seru Sely dengan suara khas lelaki yang membuat mereka makin menatap makhluk di hadapannya dengan ngeri.

"Kita harus cabut, satu ... dua ... tiga." Ucap Dylan dengan mengambil ancang-ancang untuk melarikan diri dari neraka di hadapannya dan setelah hitungan ketiga, mereka berbalik dan keluar dari salon dengan kekuatan penuh.

"HOI! Mau ke mana kalian! Balik ke sini! HOI!" Seru Sely seraya mengejar mereka keluar dan tak melihat siapa-siapa saat ia menginjakkan kaki di depan salon. "Loh, tiga cowok ganteng itu ke mana? Mana belum sempat pegang-pegang badan mereka lagi." Sely langsung masuk kembali ke dalam salon dalam kondisi wajah yang cemberut.

Misi keempat
Status : gagal

"Huft, aman," mereka menghela napas serentak seraya mengelus dada mereka dengan syukur.

"Gue gak akan balik ke salon itu!" Tekad Andi seraya duduk di bangku yang tak jauh dari salon yang baru saja ia masuki.

"Gue gak akan mau menginjakkan kaki ke sana," ucap Reno seraya memandang ngeri salon yang tadi ia masuki.

"Gue gak akan mau masuk ke sana lagi!" Tekad Dylan seraya mengatur napas seolah ia tak mendapatkan cukup udara saat berada di bangunan mengerikan itu.

"Kita akan lanjut, atau berhenti di sini?" Tanya Andi dengan wajah yang memelas, seolah ingin memperlihatkan Dylan bahwa ia tersiksa.

"Sudah setengah jalan, nanggung kalau kita berhenti di sini," bujuk Dylan seraya memandang mereka dengan penuh tekad, ya walaupun tidak setekad tadi.

"Oke, ini yang terakhir." Kata Reno dan di balas anggukan oleh Dylan. Ya, semoga akhir yang menyenangkan.

***

Thanks for reading guys😘😍

-Anas

DylanaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora