The Name is Called Kencan

1K 36 2
                                    

Hal yang tak disukaipun akan kalah dengan hal yang dirinya sukai -Dylan

•••

"Ciiee Ana." goda Key dengan mencolek dagu Ana yang memandangnya datar setelah ia terpaksa menceritakan akhir pekannya kemarin.

"Apaan sih."

"Ciee udah dikenalin ke keluarga."

"B aja."

"Ciee sok cuek padahal dalam hati seneng banget." Key mencolek dagu Ana dengan pandangan menggoda dan senyuman jahil yang tak pernah lepas dari bibirnya. Sedangkan Ana dengan mati-matian menahan senyuman yang akan keluar akibat godaan-godaan dari Key.

"Bodoamat gak sih, Na." tanya Nara memandang Ana yang dibalas dengan anggukan malas dan mereka berdua menatap Key dengan pandangan malas.

"Jahat lo pada."

"So, udah sampai mana lo sama Dylan?" tanya Nara penasaran.

"Yah, gitu aja." sahut Ana seadanya tak lupa diiringi oleh senyuman kecil yang tak luput dari pandangan kedua sahabatnya.

"Lo jahat, Na. Kalau Nara yang nanya aja disahutin, kalo gue di abaikan. Lelah adek, Bang." Key menelungkupkan kepalanya di atas meja dengan bantalan kedua tangannya.

Suara notifikasi pesan masuk di ponsel Ana membuat Key menegakkan kepalanya dan Nara sedikit mencondongkan badannya ke arah ponsel Ana yang menampilkan pesan dari sang pangeran berkuda putih yang membuat Ana semakin hari semakin terlihat lebih 'hidup' di mata mereka.

Di
Nanti pulang jam berapa?

An
Jam 2

Di
Nanti aku jemput

An
Iya
Di
Udah makan?

An
Udah

Di
Nanti kita jalan dulu ya

An
Ok

"Singkat-singkat bener lo balesnya Na." ujar Key saat masih melihat percakapan Ana dengan Dylan di ponsel milik Ana. Ana menolehkan kepalanya dengan cepat dan melihat kedua sahabatnya tengah melihat pesan singkat antara dirinya dengan sang kekasih dan ia dengan segera menyembunyikan ponselnya di saku bajunya.

"Apa lo liat-liat?!"

"Galak bener, Kak."

•••

"Kita mau ke mana?" tanya Ana memasang seatbeal sebelum mengalihkan pandangannya ke arah Dylan yang duduk dengan tenang di sebelahnya.

"Kamu ada tempat yang mau dikunjungi?"

"Ada sih, tapi..."

"Yasudah, kita ke tempatmu aja."

"Kamu yakin?"

Dylan menganggukkan kepalanya dengan yakin, berbanding terbalik dengan wajah Ana yang menampakkan raut tak yakin lalu ikut menganggukkan kepalanya dan menyebutkan sebuah nama yang membuat Dylan menolehkan kepalanya dengan cepat ke arah Ana yang memasang wajah tenang.

"Udah aku peringatan, ya." ujar Ana sebelum Dylan mengeluarkan suara protesnya dan memilih diam menuruti keinginan sang kekasih.

Ana dan Dylan berjalan beriringan di sebuah tempat makan yang disambut dengan sebuah lagu favorit Ana.

DylanaWhere stories live. Discover now