Chapter 4

25.6K 1.6K 69
                                    


Mataku masih terbuka lebar, menatap langit-langit kamarku yang kosong. Sudah jam 11 malam tapi entah mengapa mata ini sulit sekali untuk terpejam. Pikiranku masih berkutat kesana kemari memikirkan sesuatu hal yang mengganjal diotakku.

Nicolas.. Pria itu.

Pria itu yang membuatku tidak bisa tidur. Entah mengapa, akhir-akhir ini aku sering memikirkannya.

Aku langsung bangun dari tidurku dan turun dari ranjang. Melirik sekilas kearah Arsell yang masih tertidur pulas. Aku langsung menaikkan selimut yang menutupi tubuh Arsell. Aku mencium keningnya kemudian keluar dari kamar.

Mataku dengan jeli menatap keseluruh ruangan sambil mengendap-endap seperti maling. Lalu, merasa aman. Aku langsung mengambil kunci mobil yang ada diatas meja dan setelah itu aku keluar dari penthouse dan berjalan menuju ke lift.

Entah apa motivasiku keluar dari penthouse malam-malam seperti ini, yang hanya ada dipikiranku hanyalah udara. Aku butuh udara yang segar dimalam ini.

Setelah aku sudah sampai di lobi, aku langsung berjalan menuju ke lapangan parkir untuk mengambil mobil.

Mataku langsung mengarah ke arah mobil pink. Diantara banyaknya mobil. Mobilku lah yang paling mencolok dan imut. Bahkan, mobilku sering dijadikan bahan bully an oleh Gerald. Kurang ajar.

Aku langsung masuk kedalam mobil dan melajukannya untuk meninggalkan gedung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku langsung masuk kedalam mobil dan melajukannya untuk meninggalkan gedung. Mengendarai mobil dengan kecepatan normal untuk membelah jalan raya yang terlihat cukup sepi karena memang ini sudah hampir tengah malam dan bodohnya aku karena tidak memperdulikan waktu dan jatah tidurku karena besok harus sekolah.

Hanya inilah satu-satunya yang bisa mengalihkan pikiranku, pikiranku yang selalu melaju mengarah ke Nicolas. Entah mengapa pria itu benar-benar memberikan pengaruh kuat pada otakku. Aku tidak tahu.

Aku menghentikan mobilku tepat didepan kedai es krim yang sudah tutup. Alih-alih mataku langsung melirik kearah gang sempit yang selama ini membuatku penasaran.

Aku keluar dari mobil dan mematung untuk beberapa saat menatap gang sempit itu. Hanya ada beberapa lampu jalanan yang tidak begitu terang menyorot disetiap jalan didalam gang sempit itu.

Karena rasa penasaranku yang tinggi, dengan beraninya aku berjalan masuk kedalam gang sempit itu. Serasa seperti duniaku berubah, aneh, dan gelap.

"Hei, nona.." Aku menoleh ke belakang, menatap pria setengah baya memanggilku. Tatapannya begitu mewanti-wanti.

"Ya?"

"Jangan pergi kesana." Alisku bertaut menatap pria setengah baya itu. Ia berjalan mendekatiku. Menatapku cukup dalam.

"Sebaiknya kau pulang saja.. Tempat itu berbahaya, banyak penjahat, pembunuh, dan wanita malam.. Tempat itu tidak pantas dikunjungi. Ini sudah malam.. Tidak baik jika kau disini.. Lebih baik kau pulang." Pria itu memberikan penjelasan padaku secara rinci. Tapi aku langsung tersenyum padanya kemudian menggelengkan kepalaku. Tidak, aku masih ingin tetap melanjutkan langkahku untuk masuk kedalam sana. Aku tidak mau mati penasaran.

You Are Mine Ms.NelsonWhere stories live. Discover now