Chapter 38 : I know

12.6K 794 28
                                    

Maaf karna aku updatenya lama...
Soalnya aku lagi ngurusin buat keperluan ospek..

Jngan lupa vote + komentarnyaa...

Happy reading❤❤

______________

Aku diam sejenak menatap aspal yang sedikit retak ini. Entah apa yang akan aku lakukan saat diarena besok, karena lukaku belum juga kering. Ini masalah, bahkan aku juga tidak begitu mahir dalam mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Aku menggerem kesal, seakan frustasi dengan keputusan ini. Jika aku tidak melakukan ini, maka si keparat itu akan mengambil Carolyn dariku. Aku tidak akan bisa membiarkan itu terjadi.

Aku langsung memutarkan tubuhku dan masuk kedalam mobil. Sepertinya aku akan menemui Harold karena dengar-dengar, Harold sudah memiliki motor baru lagi. Aku akan meminjamnya walaupun aku belum yakin jika Harold mau meminjamkan padaku atau tidak, bahkan jika memang Harold mau meminjamkannya padaku, aku juga tidan bisa yakin kalau motor itu akan tetap mulus saat aku gunakan nanti atau remuk kembali seperti dulu.

Aku langsung melajukan mobilku meninggalkan Pier 62 Skatepark menuju ke bangunan tua. Aku akan mencari Harold disana. Hanya perlu menempuh perjalanan selama dua puluh lima menit pada akhirnya aku sudah sampai dibangunan tua. Aku kembali setelah sekian lama aku menginap di penthouse Carolyn. Aku merangkak keluar dari mobil dan segera masuk kedalam bangunan tua. Disana aku bisa melihat Harold yang sedang sibuk mengutak-atik mesin motornya. Aku langsung berjalan menghampirinya dan ia mendongak menatapku kemudian berdiri, Ia tersenyum menatapku dari atas sampai bawah. Seakan sedang menilai penampilanku, "Setelah sekian lama kau tidak kemari, apa yang membuatmu kemari, Roper? " Katanya, ia menundukkan kepalanya sambil membersihkan tangannya yang kotor dengan kain.

"Aku ingin meminjam motormu lagi untuk balap liar." Ia menghentikan tangannya yang sedang dibersihkan oleh kain, kemudian ia mendongak menatapku heran. Aku sudah memikirkan tatapan itu selama perjalanan menuju kemari tadi. Tatapan yang tidak bisa ku nilai dengan jelas.

"Begini, bukannya aku tidak mau tapi kau tidak bisa melakukannya." Aku menarik nafasku kemudian menghembuskannya dengan cepat dan aku mengangguk setuju. Aku memang tidak bisa tapi aku akan berusaha untuk bisa.

"Hanya sekali untuk besok." Aku memohon dan Harold terus menatapku untuk beberapa detik, kemudian ia tetap menggelengkan kepalanya.

"Tidak.. Aku tidak ingin kau kecelakaan lagi dan berakibat dengan motorku yang hancur." Aku menghelakan nafas. Sepertinya Harold masih tidak bisa merelakan motor barunya akan hancur kembali karena aku, jika itu benar-benar terjadi. Tapi, sungguh aku tidak akan ceroboh. Aku akan berusaha untuk tetap memenangkan balapan liar itu dan berakhir dengan selamat.

"Aku tidak akan menghancurkan motormu lagi."

"Aku tidak yakin." Ia kembali berjongkok, lalu mengambil berbagai peralatan motornya kemudian memasukkannya kedalam kotak.

"Dengar, aku bukanlah tipikal orang yang mau banyak memohon.. Tapi kali ini aku akan melakukannya." Kataku sambil terus menatapnya. Ia mendongak menatapku sambil menaikkan satu alisnya keatas.

"Lakukan saja dan aku tidak akan berubah pikiran, Roper.. Aku tidak ingin jika kau terluka karena motorku dan aku juga tidak ingin motorku hancur karena kau."

Secara halus ia menyindirku dengan perkataannya itu dan aku cukup tersinggung karena aku tahu didalam ucapannya terbesit sebuah kata Nicolas Roper adalah orang yang payah.

"Harold, ayolah..." Aku terpaksa merengek seperti bocah ingusan yang ingin dibelikan permen. Ia mengacuhkanku dan lebih memilih untuk mengambil kain untuk mengelap motor balapnya.

You Are Mine Ms.NelsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang