Chapter 28 : What?

12.6K 998 54
                                    

Aku menatap Nick semakin lekat dan samar-samar aku mendengar Nick yang sedang mengguman pelan memanggil namaku. Aku semakin mendekatkan wajahku agar dekat dengan wajah Nick yang penuh luka.

"Carolyn.." Jantungku langsung berpacu tidak karuan. Air mataku membanjiri pipiku saat ini. Ini benar suaranya, suara Nicolas. Aku menatap matanya yang masih terpejam dan aku merasakan telapak tangannya juga ikut menggenggam telapak tanganku.

"Nick, kau mendengar semua ucapanku? Kau--" Aku tidak mampu melajutkan ucapanku karena aku sangat senang. Dengan cepat aku menekan tombol untuk memanggil dokter agar segera kemari.

Tidak lama kemudian, dokter bersama dengan dua asistennya masuk kedalam ruangan ini. Mereka menyuruhku keluar terlebih dahulu dan aku menurut. Aku berdiri tepat dihadapan jendela yang memperlihatkan langsung aktivitas yang dilakukan dokter kepada Nick.

Audie berdiri disampingku sambil merangkul bahuku.

"Kau merasakan sesuatu?" Tanya Audie dan aku mengangguk.

"Nick memanggil namaku." Aku menjawab dengan nada yang cukup pelan. Aku tersenyum disela-sela tangisku.

Tidak lama kemudian dokter melepas alat bantu pernafasan dari Nick.

Mereka menuliskan sesuatu kemudian keluar dari ruang ICU.

"Dia sudah sadar dan dia tidak membutuhkan alat bantu pernafasan lagi.." Ucap Dokter memberitahu dan aku tersenyum.

"Apa aku boleh masuk?" Tanyaku dan dokter mengangguk.

"5 menit saja dan setelah itu biarkan pasien beristirahat total.." Jawab dokter dan ia melenggang pergi.

Aku menoleh kearah Audie dan gadis itu mengangguk memberikanku isyarat bahwa aku boleh untuk masuk.

Aku memutar knop pintu kemudian masuk kedalam.

Aku menatap Nick yang juga tengah menatapku. Aku berjalan menghampirinya dan aku diam untuk beberapa saat. Aku merindukan tatapannya dengan bola mata biru terang yang indah itu.

"Carolyn." Ia memanggil namaku dan aku langsung menangis haru.

Ia menggapai tanganku dan menggenggam telapak tanganku erat.

"Jangan menangis.." Kalimat itu semakin membuatku menangis.

Aku ingin memeluknya, tapi aku tidak ingin menyakitinya.

"Aku pikir kau--"

Ia langsung menyela ucapanku "Aku baik-baik saja.." Suaranya begitu berat dan pelan, namun aku bisa mendengarkannya.

"Bagaimana dengan punggungmu? Aaron memukulmu." Tanyanya dan aku diam menatapnya. Dia tahu?

"Punggungku baik-baik saja.." Walau pada kenyataannya punggungku masih terasa sedikit sakit tapi aku langsung menepisnya. Aku berusaha untuk bersikap baik-baik saja dihadapannya.

"Kau yakin?" Aku mengangguk dan ia tersenyum walau sedikit agak kesusahan karena sudut bibirnya yang sedikit sobek karena Aaron memukulnya terlalu keras.

"Aku mengkhawatirkanmu, Nick.." Ucapku sambil mengelus pipinya pelan.

"Aku juga mengkhawatirkanmu, seharusnya kau tidak perlu melindungiku, Carolyn.. Anggap saja semua ini adalah balasan karena aku sering menyakitimu.." Aku tertegun menatapnya. Tapi, aku tidak suka dengan semua ini.

"Nick.. Kau tidak menyakitiku.." Ucapku dan ia menggelengkan kepalanya.

"Aku sering menyakitimu dan membuatmu takut." Ia mengangkat satu tangannya dengan kesusahan kemudian ia menghapus air mataku dengan ibu jarinya.

You Are Mine Ms.NelsonTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon