Ch.6: Ekskul

1.2K 119 1
                                    

Hari ini, aku masuk seperti biasa. Seragamku hari ini adalah seragam batik sekolah berwarna biru.

"Rirei...! Haai!" Begitu masuk, suara Nadia memanggilku dari ujung kelas.
"Pagi, Ri." Ucap Kirana tenang sambil tersenyum.
Beberapa teman sekelas lain yang kukenal kemarin juga ikut menyapaku. Aku membalas salam mereka dan pergi ke kursiku. Agak terkejut juga aku disapa banyak orang. Apa memang kelas biasanya seperti ini? Sepertinya kehidupan SMP-ku terlalu suram...

***

Akhirnya, bel istirahat. Setelah pelajaran Kimia yang masih diisi dengan perkenalan, murid-murid lain mulai keluar berhamburan dari kelas. Mulai familier dengan kompleks sekolah. Tersisalah Aku, Nadia, Mika, Kirana, Sera, dan beberapa teman-teman lain. Kami memutuskan tinggal di kelas karena terlalu malas ke kantin. Mereka berempat duduk mengerubungi mejaku.

"Disini ada yang dari SMP-mu nggak Ri?" Mika bertanya.

"Nggak, kalau kamu?" tanyaku balik.

"Ada beberapa, tapi aku kurang kenal. Kebanyakan temen-temen pada pergi ke SMA 1."

Nadia menimbrung, "Aku juga, Cuma aku sama Rivan dari 10 IPS-1 yang satu sekolah."

"Kalau aku, sekelas sama Sera sejak TK." Ucap Kirana.

"Eh? Beneran?" Kami bertiga bergumam tertarik.

"Iya, dari kecil, malah! Ibu kita temen deket dari kuliah, terus tetanggaan! Akhirnya kita udah tumbuh bareng bahkan dari bayi. Ya kan?" Kirana tertawa. Sera hanya mengangkat alisnya cuek tanpa mengangkat mukanya dari Hp.

Aku sudah menduganya, sih. Kalau bukan dari marganya, mungkin mereka sudah kukira bersaudara.

"Enaknya. Jarang lho ada yang kayak kalian. Pasti enak punya temen yang udah akrab kayak saudara." Ucap Nadia iri.

"Nggak juga," balas Sera Datar.

"Iya, aku juga bosan ngurusin Sera. Kerjaannya ngegame sama nonton film terus sampai aku pusing." Balas Kirana tak kalah datar. Aku tertawa melihatnya.

Tiba-tiba pintu kelas diketuk. Serempak kami menoleh kearah pintu. Ternyata seorang kakak kelas, dilihat dari badgenya. Dia membawa setumpuk kertas.

"Permisi, ini kelas 10 IPA-3 bukan? Ini mau ngasih formulir pendaftaran ekskul." Ucap kakak itu sambil mengecek kertasnya.

"Pendaftaran sudah bisa dimulai besok. Tinggal kasih formulirnya ke ketua ekskul yang diinginkan. Tolong bagi ke temen-temen yang lain ya."

Salah satu teman sekelasku mengambil tumpukan formulirnya. Kalau tak salah namanya Ahmad. Setelah berterima kasih, kakak itu berjalan pergi. Ahmad menyerahkan lima lembar formulir pada kami dan membagikan sisanya ke meja-meja kelas.

"Hmm. Ekskul tari, drama seni rupa, musik, padus... Pramuka, KIR, PMR, Paskibra, Drumband, Japanese club, Sispala, dst, dst.... kalian mau masuk apa?" Tanya Mika.

"Aku ekskul tari dong..." Ucap Nadia menunjuk tangannya keatas seperti anak kecil. Sikapnya imut sekali.

"Nadia mah jangan tanya. Kalian Ri, Kir, Ser?" tanya Mika mengedarkan pandangan.

"Aku mau masuk klub sastra! Salah satu alesan aku masuk Pelita memang karena klub sastranya yang terkenal hebat. Itu impianku dari awal kesini." ucap Kirana bersemangat.

"Hmm... boleh juga. Kamu, Ri?" Mika menggilir pandangannya padaku.

Aku menatap lagi daftar ekskul di formulirku. Aku terpikir untuk ikut ekskul olahraga untuk melatih badanku. Aku membaca satu-satu cabang olahraga di formulir itu. Mataku menangkap cabang olahraga beladiri yang terdiri dari karate dan taekwondo.

"Aku, mau pilih taekwondo." Ucapku sambil mengingat lagi kejadian saat MOS kemarin. Belajar seni pertahanan diri bukan hal yang buruk.

Vampiric Love (GxG)Where stories live. Discover now