Chapter 4

1.6K 154 34
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca.
Komen juga setelah membaca.
Don't be silent readers gaes...



Happy Reading...

























Ahra masuk ke ruangannya dan melihat sekelilingnya. Semua masih terlihat sama. Hanya ada tambahan sebuah meja dan kursi di dekat mejanya, hanya berjarak 2 meter jauhnya. Sepertinya Ahra harus membiasakan diri mempunyai asisten seorang namja. Dan mereka berada dalam satu ruangan.

Ahra berjalan ke lemari kecil di pojok dekat mejanya, membuka laci paling bawah dan mengeluarkan sebuah kotak berwarna putih. Saat dibuka, terlihat sepasang sepatu hak tinggi berwarna hitam. Dia menghela nafas pelan. Mengeluarkan lebih banyak kotak sepatu dan melihat isinya. Dia heran mengapa sepatu yang dia bawa ke kantornya semua mempunyai hak 10 cm? Akhirnya dia memilih sepatu berwarna hitam tadi dan menentengnya.

Lalu dia berjalan menuju kamar mandi di depan meja asistennya, dan mencuci kakinya yang kotor. Dia melihat tumitnya sedikit memerah. Dan ketika jarinya menekan tumitnya, dia meringis merasakan sedikit ngilu. Ah sial, pikirnya, kenapa harus sekarang. Dia tak ingin hari ini berantakan karena kakinya sakit.

Setelah itu Ahra memakai sepatunya dan berjalan pelan menuju mejanya. Jisoo yang sudah duduk di kursinya melihat Ahra dengan sedikit aneh. Namja itu merasa langkah kaki Ahra agak tertatih.

"Kakimu sakit? Perlu aku carikan obat untukmu Ahra-ssi?" Jisoo berdiri dan mendekat ke Ahra.

"Tak perlu Jisoo-ssi, ini hanya sedikit memar, mungkin sedikit berendam air hangat akan cepat membaik, kau tak perlu khawatir," Ahra menenangkan Jisoo, walau raut wajahnya menunjukkan hal yang sebaliknya. Tumitnya terasa jauh lebih sakit saat memakai sepatu hak yang tinggi begini. 

Ahra sampai di kursinya dan duduk perlahan, melepas lagi sepatu yang dipakainya. Dan dia merasa lebih baik ketika tak memakai sepatu.

"Hmm...mungkin aku tak bisa keluar untuk makan siang, bisa tolong kau pesankan aku sesuatu untuk kumakan nanti? Aku harus mengecek semua laporan keuangan yang aku tinggalkan selama aku cuti kemarin," Ahra menoleh pada Jisoo yang masih berada di dekatnya.

"Tentu Ahra-ssi, kau ingin makan apa?"

"Apapun yang bisa kau temukan. Dan mungkin sebotol air mineral dingin,"

"Baiklah," jawab Jisoo sambil berjalan menuju mejanya.

Dan Ahra pun tenggelam dengan laporan dan dokumen yang menggunung. Dia harusnya tahu bahwa cuti selama 2 minggu itu akan berakibat seperti ini. Sesekali dia menggaruk kepalanya gemas, merasa bahwa semua dokumen ini baru akan selesai dicek dalam waktu seminggu. Ahra tak tahu bahwa sejak dia keluar dari kamar mandi dari kegiatannya mencuci kaki tadi, mata Jisoo tak lepas memandang dirinya.















Hong Jisoo POV

Aku tak pernah merasa begitu tertarik pada seorang gadis sampai seperti ini. Yoon Ahra. Gadis ini begitu mudah kudeskripsikan walau aku memejamkan mataku. Aku ingat pertemuan pertama kami setahun yang lalu saat Papa membawaku ke Shinhwa Group untuk berkerjasama. Dia tak hanya cantik, tapi dia juga jenius. Dia begitu pandai untuk menarik dan meyakinkan perusaan lain untuk bergabung dan berinvestasi di perusaan appa'nya. Dan mata itu, mata yang begitu jernih dan indah, membuat siapapun ingin tenggelam di dalamnya.

Dan disinilah aku sekarang, berada satu ruangan dengannya, menatapnya tak berkedip sedangkan dia begitu serius dengan laptopnya, menyaring semua data yang ada, bahkan tak peduli sedari aku tadi menatapnya tanpa henti. Dan tiba-tiba pikiranku melayang pada kejadian 2 minggu yang lalu.

Will You Marry Me? [COMPLETED]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin