Chapter 8

1.1K 120 31
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca, dan komen setelah membaca.

Dont be silent readers juseyo...

















Happy Reading...























Kwon Soonyoung POV

Aku merasa hampa. Seperti ada sesuatu berharga yang direnggut dariku. Aku berpura-pura lupa. Bukan aku tak ingin memperjuangkannya, tapi aku sungguh merasa tak berguna. Perasaan ini sungguh membuatku tersiksa. Apakah ada yang lebih menyakitkan daripada  tak diperdulikan oleh orang yang kita cintai? Bagiku ada. Yaitu mencintai seseorang tapi dia ditakdirkan bukan menjadi milik kita. Sekeras apapun aku berusaha dekat dengannya, pada akhirnya dia akan tetap menjauh.

Aku merindukannya, sungguh. Merindukan tawanya, omelannya, bahkan bibirnya yang sering cemberut. Pelan tapi pasti aku jatuh hati padanya, bahkan sejak sebelum aku mencium bibirnya. Dan bodohnya aku membiarkannya melihatku bersama Hana berciuman, dan membuat dia mendengar hal yang seharusnya tidak dia dengarkan, hal palsu yang seharusnya hanya untuk didengar oleh Hana.

Dan hari berikutnya aku masih termangu memandangi hadiah kecil yang diberikan olehnya saat terakhir kali bertemu dengannya, dengan sebuah sticky notes yang sekarang sudah lusuh, basah oleh air mataku yang sudah mengering. Aku sering membayangkan senyumannya saat menuliskan kata di sticky notes itu, lalu membayangkan lagi keadaannya sekarang. Aku tak sanggup. Inginku berlari dan merengkuhnya, membisikkan berjuta kata maaf untuknya. Tapi aku tak tahu apa aku bisa.

Aku yang mengajarkannya semua hal yang dapat membuatnya bahagia, tapi justru aku pula yang mengajarinya tentang sakit hati yang sebenarnya. Aku benar-benar bodoh. Aku tak menduga dia juga punya perasaan padaku.  

Berpuluh bahkan beratus pesan sudah kikirimkan ke nomornya, tapi tak satupun dibalas. Puluhan kali juga kutelepon tapi tak pernah dijawab, bahkan sekarang nomornya tidak aktif. Setiap pagi juga selama tiga hari aku berdiri di depan kantornya, berharap dapat melihat wajahnya sebagai pengobat rinduku, tapi dia tak pernah muncul. Aku sungguh khawatir padanya. Dan dua kali aku datang ke apartemennya, tapi tak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Entah dia tak mau membuka pintunya atau dia memang tak ada disana. Yang jelas, aku kehilangannya, aku kehilangan Ahra-ku.









***







"Hyung... Seungcheol hyung memintamu datang ke kantornya sekarang," sebuah suara yang sangat dikenal Soonyoung membuyarkan lamunannya.  Soonyooung menolehkan kepala dan melihat Chan sedang menatapnya khawatir.

"Hmm...gomawo Chan-ah," sahut Soonyoung pada Chan, berusaha tersenyum.

Soonyoung bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke kantor Seungcheol dengan langkah gontai. Ketika Soonyoung membuka pintu kantor Seungcheol, hatinya berdesir melihat sebuah sosok yang dikenalnya. Jeonghan, kakak Ahra. 

"Kemarilah Soonyoung-ah," Seungcheol tersenyum simpul saat melihat Soonyoung masuk ke ruangannya. Soonyoung mengangguk dan berjalan pelan menuju ke arah mereka. "Kurasa kau sudah kenal siapa yang ada di sebelahku ini. Dia ingin berbicara denganmu," Seungcheol melirik Jeonghan yang masih terus saja menatap tajam ke arah Soonyoung semenjak Soonyoung masuk dari pintunya tadi.

Jeonghan tiba-tiba berdiri dan melayangkan sebuah pukulan ke Soonyoung ketika Soonyoung sudah ada di depannya, mengenai rahang kiri Soonyoung. Soonyoung terhuyung karena pukulan tiba-tiba Jeonghan, sudah mengira akan menerima hal seperti ini. Dia diam dan menunduk, tangan kirinya memegangi rahangnya.

"Jeonghan-ah, apa yang kau lakukan?" Seungcheol memekik, tak menyangka Jeonghan akan memukul Soonyoung.

"Aku sudah bilang pada butler kesayanganmu ini bahwa aku sendiri yang akan menghajarnya kalau dia sampai membuat adikku menangis," ucap Jeonghan sambil masih menatap Soonyoung tajam. "Ahra tak hanya menangis, dia bahkan mengurung diri selama 3 hari di apartemennya, tak makan sama sekali, tak tidur, dan kau tahu, saat aku menemukannya tadi, dia seperti mayat hidup!!! Menurutmu bagaimana perasaanku sekarang?" Soonyoung mendongak menatap Jeonghan dan terkejut. 

Will You Marry Me? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang