Chapter 17

1K 94 15
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca dan tinggalkan komen setelah membaca.

Don't be silent readers juseyo...

Warning!!! Rate dewasa!!!








Happy Reading...



























"Yakk, gwenchana?" tanya sebuah suara yang dikenal Ahra.

Ahra mendongak dan mendapati wajah Soonyoung yang sedang menunduk memandanginya. Sial. Kenapa Soonyoung bisa ada disini?? Kenapa bisa pas sekali ketika tak ada Joshua disampingnya?? Bagaimana jika dia tergoda lagi pada Soonyoung? Berjuta makian dan rutukan melayang di benak Ahra. Dia juga membatin mengapa Soonyoung bertambah tampan setelah beberapa bulan mereka tak bertemu.

Soonyoung melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Ahra.

"Ahra-ya, kau baik-baik saja?" ulang Soonyoung.

"Aku...uh...perutku kram," Ahra mencoba menjelaskan pada Soonyoung, perutnya terasa bertambah nyeri, hingga membuatnya meringis kesakitan.

Samar terdengar suara beberapa orang namja yang sedang bercanda mendekat ke arah mereka.

"Hyung...apa yang sedang... Omo... Ahra nuna, kau tak apa?" Dino mendekat dan ikut berlutut di depan Ahra. "Hyung... antarlah Ahra nuna pulang, kami bisa kembali dulu ke dorm, lagipula besok dan lusa kita tak ada jadwal,"

Soonyoung menatap Dino sekilas lalu ganti menatap Ahra yang memegangi perutnya. "Baiklah, hati-hati menyetir, jangan ngebut," Soonyoung menyerahkan kunci mobil pada Jun lalu menatap Ahra, "Kajja, kuantar kau pulang,"

Soonyoung memapah Ahra dan membukakan pintu mobil untuknya. Lalu dia memutari mobil dan masuk ke kursi kemudi.


















***























"Jadi kau ditinggal sendirian?"

"Hanya untuk beberapa hari, aku tak masalah,"

"Tapi kau sedang hamil, kau harus ditemani,"

"Bagaimana jika kau saja yang menemaniku?"

Soonyoung terdiam. Bohong jika dia tak mau. Dia sangat merindukan Ahra. Berbulan-bulan dia menghabiskan waktunya di ruang latihan, menciptakan koreo demi koreo hanya demi menghilangkan Ahra dari pikirannya. Dan sudah puluhan lagu juga tercipta untuk Ahra, hasil dari pikirannya yang tersiksa. Dan sekarang Ahra berada di depannya, meminta untuk ditemani selama suaminya tak ada, bagaimana cara menolaknya tanpa harus menimbulkan penyesalan di hatinya nanti?

"Tak apa jika kau tak mau, pacarmu bisa marah padaku nanti,"

"Aku tak bilang kalau aku tak mau. Dan aku tak punya pacar," Soonyoung cemberut.

"Bagus," Ahra merebahkan kepalanya di pangkuan Soonyoung, membuat Soonyoung melotot.

"Apa yang kau lakukan?"

Will You Marry Me? [COMPLETED]Where stories live. Discover now