Chapter 13

1K 111 44
                                    

Biasakan Vote sebelum membaca dan tinggalkan komen setelah membaca.

Dont be silent readers juseyo...























Happy Reading...



























Soonyoung duduk bersandar pada cermin yang melingkari dinding, dan mengedarkan pandangannya ke ruang latihan yang kosong. Dia melirik jam dinding yang tergantung di atas speaker besar di sebelah kirinya. Jam 12 malam. Dia baru saja selesai latihan dengan satu grup asuhan Pledis dan mulai memikirkan koreo baru untuk lagu yang lain.

Soonyoung jarang sendirian seperti sekarang, biasanya dia ditemani satu atau dua anak trainee di ruang latihan. Tapi entah mengapa hari ini semuanya sedang sibuk. Membuat Soonyoung terdiam dan melamunkan yeoja itu. Yeoja yang selalu menghantui mimpinya, membuatnya malas untuk tidur. Dia merindukan yeoja itu. Tapi dia juga ingin melupakan yeoja itu.

Dan bodohnya dia masih menyimpan foto yeoja itu di ponselnya. Hatinya beralasan tak tega ketika otaknya memerintah dirinya untuk menghapus foto itu. Seperti saat ini dia malah memandangi foto itu sambil bergumam sendiri, menganggap yeoja itu sedang berada di hadapannya dan mendengarnya berbicara. Soonyoung benar-benar terlihat seperti orang yang bodoh.

 Soonyoung benar-benar terlihat seperti orang yang bodoh

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Ahra-ya...kau sudah makan? Makanlah...kau bisa kurus kalau makan es krim dan jajangmyeon terus. Aku sungguh merindukanmu, apa kau merindukanku? Aishh... tentu saja kau tak merindukanku, kau kan sudah punya calon suami sekarang," Soonyoung bergumam sambil meraba dada kirinya yang terasa sesak.

"Aku malu untuk muncul di hadapanmu. Terakhir kali aku berjanji untuk menjagamu tapi aku malah meninggalkanmu tanpa pesan. Aku benar-benar seorang pengecut. Aku tak berani mengakui perasaanku terhadapmu hanya karena melihatmu akan dijodohkan dengan namja lain," Soonyoung menggigit bibir bawahnya, "Dan namja itu benar-benar baik, kau pantas hidup bahagia bersamanya Ahra-ya..." Soonyoung tersenyum kecut.

Ponselnya tiba-tiba bergetar, sebuah pesan masuk dan dia bergumam tak jelas lagi.

"Aishh, siapa yang berani menggangguku sedang mengobrol dengan Ah-..."

Mata Soonyoung membulat setelah membaca pesan itu.

"...ra," Soonyoung segera berdiri dan menyambar jaket, berlari keluar gedung Pledis. Dia melempar ponselnya ke kursi penumpang dan menyalakan mobilnya dengan tergesa, jarinya gemetaran hingga membuat kunci mobilnya jatuh sebelum masuk ke lubangnya.

"Hufff... tenang Kwon Soonyoung, kau harus tenang, jangan panik, tenang... tenang..." setelah mobilnya menyala, dia tak tahan untuk tak menginjak gas dalam-dalam. Dia ingin segera sampai di tempat tujuannya.

Disinilah Soonyoung sekarang, di depan pintu apartemen nomor 1717 dan tangannya sungguh gatal antara ingin memencet bel dan membuka pintunya langsung. Dia merapikan rambutnya sebentar dan menarik napas dalam berkali-kali, menggenggam kantong kertas kecil berisi obat. Akhirnya dia memilih untuk meraih kenop pintu dan membukanya, yang untungnya tidak dikunci.

Will You Marry Me? [COMPLETED]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin