Chapter 9

1.2K 113 43
                                    

WARNING!!! RATE DEWASA!!!







Budayakan Vote sebelum membaca dan komen setelah membaca.

Dont be silent readers juseyoo....















Happy Reading...

















Ahra menoleh dan menatap wajah Soonyoung. Oh sial. Dia mengutuk wajah Soonyoung yang sangat tampan. Dia terlihat letih, tapi ketampanannya itu tak hilang. Lalu Soonyoung tersenyum miring saat melihat Ahra melabuhkan pandangan pada bibirnya. Pipi Ahra memanas. Demi Tuhan, Ahra rindu sekali dengan senyum laknat Soonyoung itu. Tapi Ahra tahu Soonyoung menunjukkan senyum itu karena ingin menggoda Ahra.

Plakkk

"Ahra-ya...kenapa kau menamparku?" Soonyoung menatap Ahra memelas, mengelus pipinya yang ditampar Ahra, dia meringis karena pipi yang sama juga kena pukul oleh Jeonghan beberapa hari lalu. 

"Aku benci sekali senyum mesum-mu itu, paboya," Ahra mengalihkan lagi pandangannya, dia memutuskan berhenti menatap Soonyoung karena hatinya tak kuat.

"Aigooo...Tuan Puteri sekarang jadi galak sekali. Untung sayang," Soonyoung terkekeh sambil mengelus pipinya yang sakit. Sungguh tamparan ini bukan apa-apa dibandingkan yang Ahra rasakan, batin Soonyoung.

"Mwo?" Ahra kembali menatap Soonyoung dengan death glare-nya.

"Aniya," Soonyoung nyengir, membuat mata sipitnya tinggal segaris.

"Pergi saja sana, kau membuat mataku sakit," Ahra merebahkan dirinya di ranjang, berpura-pura mengantuk.

"Tidurlah kalau begitu. Aku akan tetap disini sampai kau bangun," balas Soonyoung sambil duduk di sofa, meraih ponselnya, dan membuka game.

Ahra terdiam, bertanya-tanya dalam hati mengapa Soonyoung berada disini menunggunya. Bukankah dia bilang dia tak punya perasaan apapun padanya? Apakah dia berencana memberi harapan palsu lagi? Huh, jangan harap itu akan terjadi, batin Ahra. Dia akan memperlakukan Soonyoung dengan kasar hingga Soonyoung menjauh darinya. Itu cara paling baik yang bisa dipikirkannya. Dan juga untuk menutupi kegugupannya ketika berada di dekat Soonyoung tentunya.

"Kau tidak latihan? Bukankah kompetisinya sebentar lagi?"

"Tidak," Soonyoung tak mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

"Wae?"

Soonyoung mendongak, menatap Ahra yang memunggunginya, "Karena aku harus disini menungguimu,"

"Aku tak butuh kau tunggui. Pergi saja sana, tunggui gadismu yang lain," nada Ahra begitu sinis.

Soonyoung terdiam sejenak, sedang berusaha memilah kata di otaknya, "Terserah apa katamu, tapi aku tak akan pergi dari sini,"













***















Ahra pulang ke apartemennya, dan dia kesal mengapa bukan Jeonghan oppa atau Jisoo yang mengantarnya pulang, tapi Soonyoung. Dia sudah berjanji pada dirinya akan menjauhi namja penggoda sialan ini. Tapi entah kenapa dia selalu terjebak berdua bersama Soonyoung. Rencananya untuk move on dari Soonyoung bisa gagal kalau dia terus-terusan melihat wajah Soonyoung yang menyebalkan sekaligus tampan ini. Dan yang lebih hebat, Jeonghan oppa meminta Soonyoung menjaga Ahra hingga seminggu ke depan, sampai kondisi Ahra benar-benar membaik. Benar-benar bencana untuk Ahra.

"Kumohon...pergilah. Aku baik-baik saja sekarang. Tak usah dengarkan Jeonghan oppa. Dia sungguh berlebihan. Tapi sungguh, aku baik-baik saja sekarang. Jadi kau bisa pergi sekarang," ucap Ahra lalu mendorong tubuh Soonyoung ke pintu, berusaha mengusir namja sipit itu.

Will You Marry Me? [COMPLETED]Where stories live. Discover now