First Day (Chapter 1)

3.5K 120 3
                                    


Kau tak pernah tahu masa depan apa yang direncanakan oleh Tuhan untukmu.

Terkadang Ia sengaja mengemasnya bersama dengan kebencianmu pada masa lalu.

Dan membuatmu menyadari

Sejauh apapun kau membenci masa lalu, kau bisa saja berubah menjadi sangat mencintainya.


<Author pov>

Semburat sinar mentari pagi ini memaksa masuk dari celah jendela yang tertutup tirai berwarna keunguan. Seperti yang sudah sudah gadis ini masih saja asik bergelut dengan selimut tebal meski jam weker di meja nakas kirinya sudah berbunyi berkali kali.


"Eonni... bangun!" Kata gadis kecil di balik pintu kamar gadis yang masih sibuk dengan mimpi mimpinya.


"Diam Kim Soo Young, kau berisik." Gadis itu mengambil bantal untuk menindih kedua telinganya.


"Bukankah hari ini kau sudah mulai masuk kuliah?"


Gadis itu mengecek handphonenya dan memeriksa kalender.


"Oh sial, aku pikir liburku masih satu minggu lagi. Jam berapa ini?" ia bangun dari ranjangnya dan mengecek handphonenya kembali."Apa? Jam 8?"


Ia menyambar handuk dan turun ke bawah. Meninggalkan ranjangnya yang berantakan. Ia mengambil alih kamar mandi dan menyiram tubuhnya secepat kilat. 15 menit kemudian, dia sudah berada di meja makan mengambil beberapa potong sandwich yang sudah ibunya siapkan.

"Youngie, mau aku siapkan bekal?" tanya Ibunya. gadis itu menggeleng.


"Tidak usah, hari ini hanya ada satu mata kuliah." jawabnya.


"Oh baiklah." kata Ibunya.


"Ibu, aku berangkat " katanya mengecup kedua pipi ibunya sambil membawa sandwich yang hanya tinggal satu gigitan.


Ia berlari dari halaman rumah ke halte bus dan syukurlah dia belum tertinggal bus yang akan mengantarnya ke kampus.


Gadis itu adalah Kim Min Young. Mahasiswa tahun ke dua di jurusan Psikologi di salah satu universitas terkemuka di Korea Selatan. 


Sekarang dia masih bermaraton dari gerbang kampusnya ke gedung H, dimana kelas pagi ini akan berlangsung. 

Min Young masuk ke kelas dan duduk di kursi kosong di sebelah sahabatnya. Kim Seulgi.


"Youngie-ya, kau hampir terlambat."


"Tapi aku tidak terlambat." jawab Min Young. 


"Syukurlah, karena kalau terlambat kau bisa mati."


"Tenanglah, Profesor Park tidak sejahat itu." katanya.

Complicated HeartWhere stories live. Discover now