Pada matahari, ia memetik cahaya
Pada rembulan, ia memohon kelembutan
Pada langit, ia inginkan keabadian
Dan pada para penikmatnya, ia meratapAdakah ia seribu tahun lagi?
Selamatkah ia dalam himpitan perubahan zaman?
Mampukah ia terus seagung sekarang?Dengan tubuh ronta menyayat
Dengan senyum berima liar
Dengan dengus napas berontak
Dengan tatapan tajam melumpuhkan
Ia ada pada yang tak nyata
Ungkapan semu yang mengaungNamun, pada jiwa-jiwa yang melahirkannya ....
Sajak sang penyair bertengger dalam pelukan keabadian
Mendarah daging, mengakar, dan menyatu dengan nyawa.Makassar, 30 April 2016
![](https://img.wattpad.com/cover/101835164-288-k409165.jpg)
YOU ARE READING
Senandung Dawai Hati
PoetryKumpulan puisi yang sudah diterbitkan dalam berbagai antologi bersama, untuk event, dan beragam puisi lainnya. High Rank: # 302 in Poetry 25 Agustus 2017 # 491 in Poetry 27 Juni 2017 # 533 in Poetry 23 Juni 2017