15~Rencana Balas Dendam~

2.3K 177 40
                                    

"Any question so far?"

Seluruh siswa-siswi di kelas menggeleng kompak.

"Okay," Ucap Ma'am Eliana. Ia berdiri dari duduknya lalu menatap mereka semua. "I will assign you to make a dialouge about the expression of suggestion."

Wanita yang sudah memasuki kepala empat itu menuliskan sebuah tugas dan cara pembagian kelompok di papan tulis.

Ia sedikit mengibaskan rambutnya ke belakang, "Jadi, setiap satu kelompok terdiri dari dua orang. Sesuai urutan absen, genap sama genap dan sebaliknya."

Olyn spontan menepuk keningnya. Sudah jelas ia satu kelompok dengan Julian. Pria itu berada di absensi nomor dua belas. Suara deheman Julian mengusik telinganya. Ia tahu maksud dari kode tersebut.

"Gue gak tau maksud ini semua." Ucapnya bersandar pada bangku, berbicara tanpa menoleh ke Julian. "Selalu saja gue dihubungkan sama elo, apes banget." Sesalnya.

Julian terkekeh kecil lalu mencondongkan sedikit tubuhnya, "Jawabannya simple," Balasnya tersenyum manis. "Karena elo jodoh gue di masa depan."

"AMIT AMIT..."

Semua siswa-siswi menoleh ke arahnya, begitupun Ma'am Eliana. "What happen Violyn?"

Olyn gelagapan menanggapi pertanyaan tersebut. "N-o, so-sorry Ma'am,"

Ia tersenyum kecil dan mengangguk. "No problem." Balasnya.

Olyn memilih menunduk karena malu. Lebih baik ia diam daripada harus menanggapi ucapan yang tidak jelas.

"Deadline pengumpulan video saya tunggu hingga minggu depan dan kalian kirim melalui email saya." Jelasnya. "Mengerti?"

"Mengerti Ma'am" Jawab mereka bersamaan.

Mereka pun langsung mengubah posisi setelah mendengar instruksi Ma'am Eliana. Duduk dengan pasangan masing-masing untuk berdiskusi.

Julian menarik bangkunya dekat Olyn. Olyn mengerucutkan bibirnya ketika Julian masih menertawainya. "Diem." Desisnya.

Julian hanya nyengir yang semakin membuat Olyn kesal. "Gue seneng lihat lo cemberut," Ucapnya yang membuat Olyn menatapnya heran. "Jeleknya makin kelihatan."

"Sialan lo!" Lalu dihadiahi tinjuan pada lengan Julian.

Ma'am Eliana melanjutkan instruksinya untuk tugas praktek yang diberikan. Seluruh siswa yang membuat satu video dialog tentang ekspresi sugesti diharuskan dengan durasi minimal waktu dua menit, dan maksimal tiga menit.

"Ma'am harap kalian dapat membuat se-kreatif mungkin." Ungkapnya dan diangguki mereka semua.

Ketukan pintu mengalihkan perhatian mereka semua. Mauza berdiri diambang pintu memberi salam. Ma'am Eliana menyuruhnya masuk. Ia menyodorkan satu berkas tebal.

Semua mata kaum hawa tidak berkedip memandangnya. Joshua yang melihat perubahan tersebut langsung merapikan tatanan rambutnya.

"Pesona si Mauza mulai menyebar," Desisnya merasa tidak suka atas kehadiran pria itu. Terlebih ia merupakan saingan sahabatnya.

Tubuh tinggi, wajah manis, ditambah sikap yang ramah membuat siapa saja menyukai pribadinya.

Mata Olyn pun tidak luput memandangi Mauza, hingga ia berjalan menuju pintu kelas.

"Istighfar... zina mata."

Suara itu muncul di sisi kiri wajahnya.

Pluk!

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang