58~She?~

1.3K 115 18
                                    

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 73

Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia!

*

*

*

Ada tiga kamar yang tersedia di villa dan keenam remaja itu telah sepakat memilih. Olyn bersama kedua sahabat, Mauza-Joshua, dan Julian menempati kamar barunya sendiri.

Awalnya Joshua tidak ingin satu kamar bersama Mauza, tapi Julian bersikukuh untuk menempati kamarnya sendiri. Dengan berat hati, Joshua menerimanya dengan syarat ia akan berpindah kamar sesuka hati.

Kasur berukuran king size cukup untuk mereka tiduri. Posisi kamar Joshua berada di tengah kamar yang lain.

Kening Kania mengkerut melihat Olyn keluar kamar mandi dengan bibir bergetar dan tubuh ia peluk sendiri. Handuk menempel rapi di atas kepala setelah beberapa waktu lalu mengisi kamar mandi.

"Kenapa lo?"

Kania tersenyum kecil, berpura-pura tidak mengetahui apa penyebab Olyn menggigil.

Olyn menatap sengit Kania yang duduk di pinggir kasur sambil mengeluarkan isi koper. "Sialan. Kenapa lo gak ngomong air di sini dingin banget." kesal Olyn dengan tubuh bergetar.

Kania mengulum senyum. "Lo gak nanya gue, langsung masuk aja." balasnya.

"Yaelah, coba lo tahan gue sebelum cepet-cepet masuk tadi."

"Udah, sekarang kan tau kalau air sore dingin. Jadi sebelum itu lo mending masak air panas dulu." jelasnya berdiri sambil memasukkan pakaian ke dalam lemari. "Ini mah gak seberapa, pagi airnya lebih dingin."

Olyn melepas handuk yang menutupi rambutnya. Beralih ke meja rias mengeringkan rambut.

"Rempong banget." keluh Olyn. "Kenapa kamar mandinya gak dipasang air hangatnya juga."

"Kalau menurut gue enakan kayak gini. Jarang-jarang mandi air es." kekehnya membuat Olyn cemberut.

Milly datang dari arah balkon dengan wajah berbinar. "Gila! Pemandangan di sini keren banget. Apalagi menurut gue villa Bokap Joshua sangat strategis." seru Milly melompat ke atas kasur.

"Emang lo udah selfi berapa kali?"

Milly tersenyum malu ke arah Kania. "Cuma dua puluh lebih."

Olyn memutar bola mata kesal. "Hati-hati Mil, belum sampai sehari lo di sini bakal penuh memori kebanyakan jepret."

Gadis bermata sipit itu tertawa renyah. "Lo gak bakal nyangka Lyn. Selain ada gunung, gak jauh dari villa tepatnya di belakang ada kebun teh."

Olyn menoleh cepat. "Beneran?!"

Milly mengangguk semangat. "Gue gak bohong."

"Gimana sehabis dari acara sosialisasi kita pergi ke sana? Kayaknya seru deh kalau foto dengan suasana sore."

"Gue setuju!" ucap Milly semangat. "Lagipula kita gak perlu dengerin ceramah di balai desa sampai selesai kali. Lima belas menit aja, habis itu langsung cus kebun teh."

"Oke." sahut Olyn.

Kedua gadis itu mengangguk setuju dan satu-satunya orang yang sedari tadi diam di depan lemari hanya menatap mereka bergantian dengan wajah datar.

"Ikut gak Ka?" tanya Olyn ragu melihat raut wajah gadis itu.

"Ikut aja ya, Ka ..." rengek Milly menyatukan kedua telapak tangan.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Where stories live. Discover now