59~Kita~

1.3K 133 22
                                    

"BRO ..."

Joshua melangkah lebar mendekati Julian yang duduk santai di teras salah satu penduduk.

"Gue cari sekeliling villa gak ada sampai akhirnya lo sendiri yang chat gue."

Pria itu memukul kepala Julian membuat pria itu mengaduh. Julian berdecak pelan, "Biasa aja kali, gak usah sampai pukul."

"Itu tandanya gue sayang sama lo." balasnya masih berdiri di depan Julian. "Setengah jam lebih gue menunggu kabar lo dan ternyata di sini."

Joshua menilik sekeliling teras dan tersadar bahwa sahabatnya tidak duduk sendiri, melainkan bersama gadis cantik berhijab biru tua. "Hai,"

Ia mengedipkan matanya berulangkali, melihat betapa cantiknya gadis itu tersenyum tipis. "Ha-i ..." gugup Joshua tanpa tahu tenggorokannya terasa kering.

Pria itu menoleh cepat ke arah Julian yang sibuk mengelus kepalanya. Joshua mendekati bibirnya ke telinga Julian. "Gue ngerasa cewek di sebelah lo gak asing buat gue?" bisiknya.

"Dia teman masa kecil gue,"

Azura berdiri bersamaan Julian yang memperkenalkannya pada Joshua. Tatapan pria itu benar-benar intens pada pesona Azura.

Tubuh ramping, lalu wajah cantik sangat memesona. Gadis itu ikut memperkenalkan dirinya disambut Joshua yang tidak melepaskan genggamannya.

Julian yang tahu, langsung menepis tangan besar itu. "Udah, jangan lama-lama!"

Joshua tersadar hanya mampu nyengir dan lanjut bertanya asal Azura. "Aku dari SMA Negeri 3 Bandung. Di sini ikut Tante yang sedang sosialisasi di balai desa tadi."

Bibir Joshua membentuk bulatan sempurna. "Menginap di sini?"

Azura mengangguk. "Iya, selama lima hari. Kami akan tinggal di sini sekaligus menemani Tante sebagai dokter, dan akan pergi ke beberapa titik desa sekitar untuk sosialisasi."

Joshua mengangguk paham dan menyeringai bodoh. Dalam benaknya sudah memikirkan untuk bisa mendekati Azura.

"Oh, iya. Nama kamu siapa? Kok daritadi diam aja?"

Julian membalikkan tubuhnya saat pandangan Azura melongok ke belakangnya. Ia sedikit terbelalak saat tahu, sedaritadi Olyn diam tanpa suara. Ternyata Joshua datang menemuinya bersama Olyn. Jika Azura tidak berbicara, mungkin ia tidak tahu akan kehadiran Olyn.

Olyn tersenyum paksa, berjalan mendekati gadis dengan tinggi yang sama sepertinya. Mereka berkenalan, dan wajah Azura terlihat bahagia.

"Aku senang bisa berkenalan dengan teman Nandish."

"Nandish?" kening Joshua mengkerut.

Azura tertawa kecil. "Dari dulu aku terbiasa memanggil nama depannya," ia tersenyum manis ke arah Julian yang dibalas senyuman pria itu. "Hanya aku yang diperbolehkannya memanggil nama depan. Bukankah begitu Nandish?"

Kedua sudut bibir Julian dan pria itu mengangguk semangat. "Panggilan yang hanya diperbolehkan untuk kamu."

Olyn tertegun. Gadis itu memandang Julian yang berdiri tegap di sampingnya. Di dalam tubuhnya, ada rasa pedih yang begitu menyayat. Kata terakhir pria itu membuat perasaannya bergejolak.

Wajah Julian terlihat berbinar ketika memanggil Azura dengan sebutan aku-kamu. Hari ini, ia tidak lagi terlihat murung melainkan kedatangan Azura sangat mengubah suasana hati Julian.

Jelas. Semua sangat mudah Olyn lihat.

"Aku-kamu?"

Kali ini Joshua bertanya yang sesungguhnya mewakili isi hatinya. Sahutan yang lebih kepada pertanyaan itu ditimpali Julian. "Kenapa? Apa ada yang salah sama hal itu?"

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Where stories live. Discover now