69~Penyembuh Luka~

1.3K 137 24
                                    

Yash! Alice kambek wkwk

Setelah syarat target baru terpenuhi akhir minggu kemarin. Ternyata Alice bablas sampai baru update sekarang. Maaf ya, kalau cepet bukan Alice namanya hahayyy...

Terimakasih untuk yang udah teror Alice buat update karena target udah terpenuhin.

Gak masalah teror, asalkan etika tetap diperhatikan. Kita memang berada dalam dunia orange yang pada dasarnya termasuk dunia maya. Tapi, mayoritas pengguna wp adalah orang terpelajar. Maka dari itu, kita tetap harus punya batasan meskipun dalam platform yang sama^^

Oke gengs! Selamat membaca ...

**

Ruang kecil temaram itu terlihat begitu menakutkan. Hujan deras telah berganti rintik, meskipun guntur kecil masih bersahutan.

Buliran airmata membasahi pipi Olyn. Gadis itu menggeleng kuat, menjerit di saat ia tahu semua itu tidak ada gunanya. Mulutnya terbungkam dengan kedua tangan terikat ke belakang, begitu pun kakinya.

Sekarang, ia hanya bisa berdoa di saat ia mengetahui kelakuan jahat Baron.

"Kamu gak apa-apa Lyn?!"

Gadis itu menggeleng kuat melihat betapa mengerikannya sifat Baron. Pria itu berjongkok, mendekati Olyn yang terduduk lemas. Gadis itu menjauhkan bahu kanannya ketika Baron ingin menyentuhnya.

Psikopat!

Ingin sekali Olyn berteriak dan memukul pria itu semampunya. Jika saja ia sadar di waktu yang tepat, tidak ketika ia sadar setelah dibius dan dibawa ke tempat jauh dari rumah penduduk.

Srek!

Olyn terbelalak. Dengan beraninya Baron merobek kaus panjang bagian atasnya. Sehingga kulit bagian lengan atasnya terekpos, memperlihatkan sedikit bahunya.

"Berengsek!" teriak Olyn.

Baron tersenyum mendengar teriakan menyerupai alunan indah itu. Ia sengaja membuka ikatan di belakang kepala Olyn. Baron rindu untuk mendengar suara Olyn.

"Aaargggghhh ..."

Baron menyayat lengan Olyn, tepat yang terekspos. Gadis itu tertunduk, menangis sejadinya dengan merasaka perih ketika darah segar mulai muncul. Ia menggigit bibir bawahnya dan menggeleng kuat. Apa seperti ini akhir hidupnya?

Sangat perih.

Ia terisak. "Apa salah gue Baron sampai lo tega ngelukain gue?" tangisnya pilu.

Wajah pria itu terlihat datar, sedetik kemudian berubah sedih. "Aku gak lukain kamu Lyn, aku cuma mau tunjukin bahwa kamu milik aku dengan tanda itu." ia menggeleng dan berdiri, menjauh.

Olyn tidak percaya dengan ucapan pria itu. Baron sepertinya memiliki gangguan mental dan membuat dirinya semakin takut.

"Maafin aku Lyn, bukan maksud aku kayak gini!" ia kembali mendekat dan secara sadar menekan bagian luka itu.

"Aaaaaaaa ...."

Degupan jantung Olyn, napas memburu membuatnya pasrah terhadap keadaan. Ia menangis dan tahu bahwa tidak ada yang bisa menolongnya. Berharap sahabat tahu keberadaannya. Namun, ia tidak membawa ponsel yang sebenarnya sudah terpasang GPS.

"Gue mohon Baron ... tolong ... jangan sakiti gue ..." ia terengah, terlebih darah terus mengalir membuat kepalanya pusing.

Peluh membasahi keningnya.

"Kenapa aku tidak boleh menyakitimu?" ia mencengkeram lembut dagu Olyn, tetapi cengkeraman itu semakin kuat membuat Olyn kembali menjerit. "SEDANGKAN KAMU SELALU MENYAKITI PERASAANKU! MENOLAK KEHADIRANKU UNTUK HANYA MENYAPA SAJA TIDAK MAU!"

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon