62~Gangguan~

1.3K 113 15
                                    

WAGELASEH! ALICE KAMBEK!

Apakah kalian merindukan Julian? Kangen Olyn-Julian? Atau kangen Azura-Julian?:v *langsungkenatimpukoven

Sori, gengs. Alice 2 minggu kemarin banyak banget tugas. Paling muncul doang bentaran aja, atau gak kasih umpan balik. Ibaratnya PR itu seperti, selesai satu tumbuh seribu.

Maafkeun, sekali lagi.

THANKS FOR READERS!

Selama 2 minggu terakhir, kesuntukan Alice langsung semangat setelah ngelihat notif kalian pencinta SPG.

Ada yang baca maraton, kasih komentar, dan sekadar lanjutin baca part baru. Maaciwwwwww...

Hal inilah yang buat Alice selalu semangat buat update. Meskipun penghuni SPG banyak yang sider hahayyyy

Oke gengs! Happy reading!

**

Julian menikmati apel sambil asyik memainkan ponsel di tangan kiri. Jam masih menunjukkan pukul 6, sedangkan ia telah siap dengan kaus lengan pendek dan celana training. Menunggu Joshua yang sepertinya masih bersemedi di kamar mandi.

Ia mengangkat sedikit kepalanya, memerhatikan seseorang yang berdiri di depan teras. Manik cokelat karamelnya langsung bertemu dengan manik hitam yang menatapnya sinis.

Keningnya mengkerut. "Kenapa lihatin gue kayak gitu?"

Julian menilik pakaiannya yang terlihat rapi, tidak ada yang salah. Kemudian meraba sekitar bibir dan tidak menemukan bekas apa pun.

Olyn terus memicingkan matanya, wajahnya menampakan kekesalah yang bahkan tidak Julian tahu. Pasalnya dari semalam gadis itu terus menghindarinya, tepatnya setelah menaiki wahana perahu ombang ambing.

"Kalau gue bikin salah sama lo, ngomong aja, biar gue tau di mana letak kesalahan gue."

Aksi damai sudah berjalan, tapi tetap ada jarak yang memisahkan mereka meski Julian telah berangsur memperbaiki semuanya.

Olyn menaikkan dagunya sebelum melengos cepat, berbalik badan memasuki villa.

Julian menaruh kasar apelnya di piring kecil, di samping beberapa buah lainnya tersedia. Ia jadi tidak berselera setelah diabaikan Olyn.

"Memangnya aku salah apa sampai dia seperti itu?" ucapnya sendiri. "Perasaan kemarin masih baik-baik aja deh."

Ia bersender malas di kursi jati dengan ukiran unik itu. Julian masih memikirkan kejadian beberapa detik lalu. Sesekali mengingat kejadian kemarin, siapa tahu memang ada hal yang ia lupakan.

"Sok keren lo, pakai bersandar di kursi sambil menopang kepala dengan tangan."

Joshua mengambil duduk di depannya ketika Julian melihat wajah sinis sahabatnya.

"Kenapa pagi ini udah ada dua orang yang menatap gue sinis?"

Sebelah alis Joshua terangkat, tapi tetap menjawab pertanyaan Julian. "Karena pose lo terlihat sok keren." ia mengangkat bahunya, lalu wajahnya berubah penasaran. "Siapa lagi orang yang berekspresi tadi selain gue?"

"Oli,"

"Tumben banget." balasnya. "Kalian itu kadang aneh banget. Gak lo maupun Olyn sama-sama membingungkan. Kadang akrab, sampai gue iri sama kalian yang sweet, eh, besoknya balik lagi kayak majikan sama babu."

Julian memicingkan matanya mendengar kata majikan dan babu. "Perumpamaan lo gak nyambung tau." kesal Julian melempar jeruk utuh dan ditangkap cepat Joshua.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang