46~Tanpa Judul~

1.6K 131 34
                                    

Halo gengs! Alice balik lagi dengan cerita absurd😆
Gak terasa bentar lagi Idul Fitri!!!

Btw udah masuk masa libur dan Alice masih stay di hati doi*apasih😂😂✌✌

Yaudah lanjut aja ya... Happy Reading Gengssss!😚💕❤❤

Red cups and sweaty bodies everywhere

Hands in the air like we don't care

'Cause we came to have so much fun now

Bet somebody here might be the one, now~~

Olyn mengulurkan tangan meraba nakas mencari ponselnya. Matanya terlalu berat untuk di buka dan hanya mengandalkan pendengaran. "Halo," Ucapnya khas bangun tidur.

Ia tidak mengabaikan decakan di seberang sana. "Woy! Udah jam enam kurang lima belas menit! Lo gak mau sekolah? Udah numpang di rumah gue malah gak tau diri!"

Bagaikan orang yang perang siap sedia di mana pun berada, Olyn terduduk cepat dengan mata membelalak. Tanpa pikir panjang ia keluar kamar langsung menuruni anak tangga dan tujuannya hanya satu: menemui Riana.

"Tante, tolong maafin Olyn... Olyn gak sengaja bangun kesiangan dan gak bantuin Tante. Jangan marah ya, Tan..."

Olyn menunduk di depan Riana yang sedang menyusun piring di meja untuk sarapan. Kedua tangannnya ia satukan sambil terus berkata maaf.

Riana menghentikan aktivitasnya dengan kening berkerut. "Kamu kenapa tiba-tiba jadi begini, Lyn?" Bukannya menjawab, Olyn semakin tertunduk. "Kamu jangan merasa nggak enak gitu, dong. Anggap saja ini sama seperti rumah mu sendiri."

Olyn memainkan ujung baju tidurnya bingung. "Tapi, Olyn kelihatan kayak gak tau malu Tante. Lagipula hampir jam enam, Olyn baru bangun." Balasnya.

"Jam 6? Ini malah baru mau adzan subuh, Lyn."

Olyn menoleh cepat dengan tatapan melongo. "Baru mau subuh?"

Riana mengangguk sambil tertawa pelan melihat keterkejutan gadis itu. Tangannya membawa Olyn untuk melihat jam dinding tepat di atas kepalanya.

Olyn menoleh ke belakang dan yang diucapkan Riana benar. Ia melirik sekitar lalu mendapati beberapa pembantu berusia muda berbisik dari kejauhan sambil terkikik. Wajah Olyn berubah datar menebak apa yang dibicarakan para wanita itu.

Ia pasti spontan turun dari lantai dua masih mengenakan baju tidur. Apalagi ia tidak tahu apakah ada bekas air terjun di sekitar sudut bibirnya.

"Memangnya kamu salah pasang jam alarm?"

Rasanya gadis itu ingin sekali mengutarakan isi pikirannya sekarang, bahwa Julian telah mengerjainya. Seketika kakinya melemas karena harus menghadapi aksi Julian lainnya selama seminggu. Mungkin saja. Ya. Olyn lebih banyak kalah cepat dibandingkan pria itu.

Olyn mengubah wajahnya sambil nyengir. "Iya, Tante." Hanya itu saja yang mampu terucap dari bibirnya.

Riana mengulum senyum lalu menyuruh Olyn kembali ke kamar karena masih terlalu pagi. Kalau di pikir-pikir, semuanya bisa terlihat sangat mudah. Pintu utama di buka lebar dan menampilkan suasana subuh.

Ia menaiki anak tangga dengan langkah gontai. Matanya kembali terasa berat melihat pintu kamarnya yang sedikit terlihat.

Suara tawa seseorang membuatnya berhenti di anak tangga terakhir. Ia mengeratkan genggamannya pada pembatas tangga.

Tatapan Olyn berubah sengit melihat Julian di ambang pintu sebelah kamarnya; kamar Julian.

Pria itu mencoba meredakan tawanya. "Makasih Oli. Lo buat hari-hari gue semakin indah saat lo tinggal di sini." Ia menatap lurus gadis manis itu. "Apa?" Julian melihat Olyn menghampiri dirinya.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Where stories live. Discover now