Prolog

31.9K 2.2K 48
                                    

Luna tersentak. Kali ini ia merasa menjadi wanita tertolol sedunia atas keputusan yang ia ambil kemudian disesali setelah semua telanjur terjadi. Saat itu, ia melihat dengan jelas mata suaminya yang memanas dan menggenang air mata. Ia bahkan mendengar ada getar dan parau saat di depan saksi mengucapkan sederet kalimat.

"Dan di hadapan saksi-saksi, bahwa pada hari Senin, tanggal 20, bulan Desember, tahun 2016, saya berikrar menjatuhkan talak pada istri saya, ...."

Suasana tampak lengang. Hanya ada dengung di telinga Luna. Ucapan Aaditya saat itu menghunjam batin dan pikiran terlalu dalam. Hingga tanpa sadar bulir bening itu sudah melesat melalui pipi. Semua telah berakhir.

Kebersamaan mereka terputar kembali bak roll kamera yang melesat cepat. Ada tawa, tangis, marah, kesal, dan sebal. Namun, cinta selalu meleburkan semua. Lalu, kenapa Luna harus mengambil keputusan meminta cerai dari Aaditya?

"Jaga dirimu baik-baik. Semoga kamu mendapatkan laki-laki yang lebih baik dariku." Aaditya berucap sebelum mereka beranjak dari tempat parkir pengadilan agama. Ia sedikit menunduk, mengecup lembut kening Luna yang masih bergeming dan menyesali semuanya.

Aaditya tersenyum, mengusap puncak kepala sang mantan istri dan berbalik meninggalkan Luna sendirian.

Luna histeris saat Aaditya sudah tak terlihat dari tempatnya. Laki-laki berpunggung lebar di mana Luna suka bersandar padanya sudah enyah dari hidupnya.

"Maaf ... maaf ...," isak Luna seraya bersimpuh dan menyembunyikan wajah di sebalik kedua telapak tangan.

Namun, semua tidak lagi ada yang bisa ia lakukan untuk kembali di mana ada Aaditya dalam hidupnya. Yang bisa dilakukan sekarang hanya memperbaiki semua untuk menata masa depan, agar Aaditya tak merasa bersalah karena telah menceraikannya. Meski itu atas kemauan Luna sendiri.

**

(24-09-2017)

Hai! Apa kabar di ceritaku yang baru? :)
Jangan lupa vote dan comment, ya.

Terima kasih.

Luna (Repost)Where stories live. Discover now