PROLOG

4.7K 367 74
                                    

Aku memang selalu memperhatikannya, namun perhatian ini belum cukup bila tidak bisa memahami watak dan hatinya.
-Derilio-

♦♦♦

Di sebuah bandara, terlihat seorang remaja laki-laki sedang duduk di sebuah kursi tunggu. Ia sedang menunggu seseorang disana, seseorang yang paling ia rindukan setelah dua bulan mengurus perusahaan yang ada di London.

Ia duduk sendiri karena ia paling dulu sampai di tempat tersebut menggunakan motor kesayangannya dan yang lain menyusul menggunakan mobil.

Setelah beberapa saat terlihat seorang pria maskulin yang mengenakan jas abu-abu tidak lupa dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya keluar dari pintu tempat datangnya penumpang bersama dengan seorang wanita cantik dan dua orang bodyguard sedang menyeret koper serta membawa barang-barang lainnya.

Pria tersebut tersenyum seraya berjalan menuju tempat dimana retinanya menangkap seseorang yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya.

Saat berjalan mendekati seseorang yang sedang duduk disana, pandangan orang-orang yang ada di bandara tersebut tidak pernah lepas dari pria tersebut dan juga wanita cantik yang berjalan sejajar dengannya.

Siapa yang tidak terpesona dengan ketampanan dan kegagahan dari pria tersebut dan juga kecantikan dari wanita disampingnya. Dan siapa yang tidak mengenal mereka, seorang CEO muda yang terkenal dengan kecerdasan dan ketegasannya dalam memimpin perusahaan hingga melahirkan cabang-cabang baru tanpa campur tangan siapa pun, putra sulung dari pemilik Alaxa Grup yaitu Derillio Alexander dan seorang model cantik terkenal yang tidak lain adalah kekasihnya yaitu Flora Angelista.

“Kamu terlalu cantik sampai para pria itu tidak berkedip,” ucap Deril.

“Kamu juga terlalu tampan sampai para wanita itu tidak berkedip,” sahut Flora.

“Kenapa kamu membalikkan ucapanku Flora?” ucap Deril.

“Terserah aku, ini mulutku.”

“Kenapa kamu jadi ketus begitu?”

“Tidak.”

“Sudahlah jangan tunjukan bibir manyunmu itu Flora,” Deril menghentikan langkahnya kemudian menghadap ke arah Flora dan sedikit membungkuk.

“Jangan khawatir, aku tetap milikmu.” Bisik Deril tepat di telinga Flora yang secara langsung membuat wajahnya bersemu kemerahan.

Deril tersenyum singkat kemudian kembali memperlihatkan wajah dinginnya dan meninggalkan Flora yang masih terdiam.

“Dasar pangeran es,” ucap Flora kemudian menyusul Deril.

Remaja laki-laki yang sedari tadi menunggu itu sudah terlihat bosan namun ia tetap duduk sambil memainkan ponselnya.

“Selalu menjadi yang pertama.”

Mendengar suara itu membuatnya
bangkit dari duduknya dan menoleh ke arah sumber suara.

“Lama,” ucapnya.

“Apa kamu tidak  ingin memeluk kakakmu?” ucap Deril.

“Males,” sahutnya.

“Oh ayolah Alfa, kakak kangen sama kamu.” Deril langsung memeluk adiknya. Remaja laki-laki itu adalah adiknya yang bernama Alfa, Alfarelio Alexander.

“Ya, Alfa juga kangen.” Setelah mengatakan kalimat itu Alfa membalas pelukan dari sang kakak.

Deril melepas pelukannya. “Selama kakak di London kamu baik-baik saja kan?”

“Alfa baik-baik aja.”

“Bagaimana bisa dibilang baik jika dalam sebulan hampir setiap hari masuk ruang BK.” Suara bariton mengagetkan Deril dan Alfa.

“Papa,” ucap Deril. Orang yang baru datang tersebut adalah ayahnya bersama ibu dan Alfi kembaran dari Alfa.

Alfa melirik papanya sekilas. “Bahas aja itu disini, salahin aja gue terus.” Batinnya.

“Fa, lo demen banget ngebut. Mana ga mau bareng gue pake mobil,” ucap Alfi.

“Kak Flo, apa kabar? Alfa kangen,” ucap Alfa dan memeluk Flora.

Bukannya menanggapi ucapan kembarannya, Alfa malah mengalihkan topik. Deril hanya menatap sang adik dengan tatapan dinginnya. Bukan waktunya untuk membahas apa yang di maksud papanya saat ini “pikirnya”. Lagipula ia dan kekasihnya juga lelah setelah melakukan penerbangan jauh.

“Awas aja lu Fi, sampe gue di introgasi sama si es batu abis lu sama gue.” batin Alfa.

“Ya sudah, ayo kita pulang. Aku sangat lelah,” ucap Deril.

“Alfa kamu di mobil bersama kakak dan kak Flo, kakak masih kangen sama kamu.” Lanjutnya seraya merangkul sang adik.

“Motor Alfa gimana?”

“Anak buah Beni yang akan membawa motor kamu pulang. Dan Alfi kamu juga ikut di mobil kakak,” ucap Deril yang di balas anggukan oleh Alfi.

“Mampus gue, tamatlah riwayat lo Alfa” Batin Alfa sambil menepuk dahinya.

[TBC]

The Boy Is TroublemakerWhere stories live. Discover now