TBIT #09

2.3K 238 20
                                    

•••••

Di koridor sekolah yang sudah sedikit siswa yang berjalan menuju ruang kelas karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi, terlihat Alfa berjalan dengan wajah masam disebelah kakaknya yaitu Deril yang seperti biasa dengan wajah datarnya. Alfa sangat kesal dengan sang kakak karena ia tidak diperbolehkan kesekolah membawa kendaraan sendiri seperti Alfi.

Sebelum berangkat mereka terlibat perdebatan bahkan di dalam mobil Alfa tetap bernegosiasi dengan sang kakak. Membujuk sang kakak agar ia di perbolehkan membawa motor sendiri, namun Deril tetaplah Deril.

Sekeras apapun bantahan dan usaha untuk membujuknya, hal itu hanya membuang-buang energi. Deril tidak akan luluh ataupun kalah dalam negosiasi dan  terkadang Alfa juga berhasil memenangkan perdebatannya dengan sang kakak.

Hari ini, Alfa mulai masuk sekolah. Setelah sepuluh hari absen dengan alasan pergi liburan dengan sang kakak. Liburan memang tidaklah cocok untuk dijadikan alasan karena melihat Alfa sudah kelas dua belas dan harus mempersiapkan diri untuk ujian akhir namun bukan Deril namanya jika tidak bisa membujuk kepala sekolah agar Alfa diperbolehkan libur selama itu.

Deril meminta ijin langsung kepada kepala sekolah dan meminta agar tidak semua guru atau murid yang tahu. Hanya yang berkepentingan saja yang diberitahu, dan kepala sekolah pun menyetujui permintaan Deril. Kepala sekolah menyetujui itu karena tidak enak dengan Deril dan Leo karena mereka adalah pemilik yayasan sekaligus donatur terbesar di SMU Pelita.

“Sudahlah Alfa.. wajahmu tidak cocok cemberut seperti itu,” ucap Deril.

“Bodo amat gue,” sahut Alfa.

“Udah dibilang gue gak usah dianter,” lanjutnya.

“Kamu itu sudah absen selama sepuluh hari, dan sekarang kakak ingin bertemu dengan kepala sekolah.”

“Ga ada urusannya gue dianter sama lo ketemu kepsek,” sahut Alfa datar.

“Tentu ada karena kamu sudah sepuluh hari tidak masuk sekolah.”

“Alasan itu lagi.. lo aja yang ketemu kepsek. Gue mau ke kelas,” ucap Alfa kemudian berlalu meninggalkan Deril.

Sebelum Alfa melangkah lebih jauh, suara seorang gadis menghentikan langkahnya.

“Kulkas berjalan,” teriak gadis tersebut seraya mendekat ke arahnya.

Mendengar panggilan tersebut Alfa dan Deril menoleh ke sumber suara, dan setelah mereka saling berhadapan dengan si pemilik suara yang mereka dapatkan hanya sebuah cengiran dari gadis tersebut.

“Lo manggil siapa?” ucap Alfa.

“Kulkas berjalan,” ucapnya sambil menunjuk ke arah Alfa yang dibalas tatapan tajam oleh Alfa.

“Bacot! Gue setrika tu bibir.”

“Buseet, galak amat lu. Dasar kepala batu,” ucapnya sambil bersidekap.

“Berhenti ngatain gue! Dasar cewe rese, cewe gila, cewe tengil setengah jadi.”

“Eehh?! Apa lo bilang?” Gadis itu melongo mendengar apa yang diucapkan Alfa.

“Kulkas berjalan bisa ngomong sepanjang itu?” lanjutnya.

“Maksud lo?”

The Boy Is TroublemakerWhere stories live. Discover now