TBIT #02

2.5K 245 9
                                    

Sebuah keluarga jika di sertai dengan kepalsuan maka itu akan menghancurkan hingga berkeping-keping. Dan aku tidak menyangka itu terjadi dan di lakukan oleh mereka, orang yang aku segani selama ini. Sungguh mengecewakan.
-Derilio-

•••••

Bel pulang sekolah pun berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas. Terlihat tiga remaja laki-laki sedang bercanda gurau seraya berjalan menuju parkiran sekolah. Tiga remaja tersebut adalah Alfa dan dua orang temannya, Dava dan Rafli.

Di parkiran terlihat seorang remaja berambut coklat tengah duduk di atas motor, remaja itu tengah menunggu seseorang. Setelah yang di tunggu tiba di parkiran, remaja tersebut melambaikan tangan ke arah kumpulan remaja laki-laki yang masih asik bercanda gurau tersebut.

"Gila, tadi lo keren banget Fa. Sumpah gue masih ga percaya," ucap Rafli.

"Keren apaan?"

"Lo pake nanya lagi. Tadi lo buat bu Dona gagal hukum lo bego. Dia sampe speechless karena lo bisa jawab semua soal-soal itu di papan tulis trus bener semua," ucap Rafli menggebu.

"Hahaha... lo kaya ga tau Alfa aja Raf," sahut Dava.

"Dia emang terkenal bangor tapi otaknya encer bro," lanjutnya sambil menaik turunkan alisnya.

"Lo bener banget Dav, Alfa sama Alfi emang si kembar jenius tapi sayang cuma Alfi yang kalem," ucap Rafli.

Plaakk

"Aakkhh... sakit bego." Sebuah jitakan melayang ke kepala Rafli.

"Maksud lo gue kaya gimana? Ga kalem?"

"Ya kali gue bilang lo kalem abis mukul kepala gue," ucap Rafli sambil mengusap kepalanya.

"Abisnya lo ngeselin."

"Bodo amat. Sakit pala gue nyet."

"Elah, gitu doang. Cowo bukan si?" ucap Alfa.

"Gue brandal tapi bukan berarti semua brandal itu bodoh. Gue kan berandal jenius. Hahaha," ucap Alfa percaya diri.

"Puji-puji aja diri lo sendiri. Semerdeka lo aje." Rafli beranjak meninggalkan Dava dan Alfa.

"Eh monyet, tungguin gue. Gitu aja lo ngambek," ucap Alfa lalu mengejar Rafli. Sebenarnya Rafli hanya berpura-pura ngambek karena dia suka melihat Alfa mengumpat dan berakhir dengan traktiran atas permintaan maafnya.

"Dav, temen lo tuh." Alfa menyenggol lengan Dava setelah langkah mereka sejajar.

"Temen lo juga kali Fa," sahut Dava.

"Gue yakin tu anak pura-pura doang biar dapet traktiran," lanjutnya.

"Elah, jurus lama. Hahaha," ucap Alfa.

"Raf, sorry. Lo kalo mau traktiran ga usah lebay." Alfa merangkul sahabatnya itu setelah berhasil mensejajarkan langkahnya.

"Kok lo tau sih?"

"Elah, jurus lama." Alfa menaik-turunkan alisnya. Candaan mereka terus berlanjut hingga beberapa saat kemudian Dava menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba.

"Fa, lo di tungguin Alfi tuh," ucap Dava setelah matanya menangkap seseorang yang sedang melambai ke arah mereka, lebih tepatnya ke arah Alfa.

Alfa memutar bola matanya malas. "Ckk... dia ngapain nungguin gue sih."

The Boy Is TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang