3. Tawaran Menikah

5.4K 496 159
                                    

Ruangan itu tampak berdebu dan sangat gelap. Satoshi hanya bermodal lentera kecil untuk membantunya melihat.

Krieett...

Suara pinta yang berdenyit terbuka begitu terdengar mencekam apalahi dimalam hari. Seharusnya itu sudah dapat membuat bocah usia enam tahun menangis ketakutan, namun tidak bagi Satoshi.

Bocah itu malah semakin berani dan melangkah masuk kelemari itu. Ia meraba dinding lemari dan menggesernya.

Terbukalah dan ia mendapati lemari lagi yang tersembunyi.

Sebuah lemari dibalik lemari.

Satoshi mengarahkan lenteranya, ia melihat ada berbagai gulungan dan senjata, seperti kunai, shuriken dan Kimono?

Satoshi meraih Kimono itu, ia juga mengambil beberapa gulungan kecil yang muat di saku celananya, tak lupa ia juga membawa sekantung kunai dan shuriken.

Soal dari mana ia tahu tentang nama benda-benda itu. Ia pernah membaca buku diperpustakaan akademi tentang tata letak negara yang dibagi menjadi negara ninja dan non-ninja. Disana tercetak jelas dengan keterangan dan fungsi gambar senjata-senjata itu.

Ia menutup kembali lemari itu, dan keluar dari lemari besar tadi.

Mengenai bagaimana ia tahu ruangan itu karena ia tak sengaja melihat Ibunya keluar dari sana. Sejak itulah ia yakin, ada yang disembunyikan Ibunya.

"I-ini?"

Satoshi membelalakan matanya terkejut kala kimono midel laki-laki yang tengah usang berwarna putih itu berhasil ia bersihkan dari debu yang cukup besar.

Bukan bentuknya yang membuatnya terkejut melainkan, sebuah lambang yang terukir dipunggung kimono itu.

Sebuah kipas berwarna merah darah dengan gagang berwarna putih.

Satoshi hampir menitikan air matanya. Otaknya tanggap, ia cukup tahu hanya dengan melihat secuil petunjuk. Ia kembali melipat kimono itu dan mengembalikannya ke lemari. Setelah benar-benar kembali seperti semula, ia membuka berbagai gulungan yang ada dan membacanya.

Satu hal yang pasti kini ia ketahui. Bahwa Ibunya adalah...

... seorang Ninja.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Sosok berjubah hitam itu berjalan mengendap. Ia berdiri tepat disamping ranjang dan mengamati bocah yang tengah meringkuk disana. Seringai kejam muncul diwajahnya.

"Ehkmmmpphh!!!"

Satoru membelalakan matanya terkejut ketika sebuah tangan besar membekap mulutnya lalu dengan cepat tubuhnya sudah berada dipunggung sosok itu.

Ia berontak dan berusaha berteriak, namun semua itu sia-sia. Punggungya sakit sekali, dan hanya kegelapan setelahnya yang ia lihat.

.
.
.
.

Langkah kakinya seolah tak terdengar. Suara hewan malam seolah ikut berkontribusi dalam aksinya.

Sosok itu memandang kejam wanita yang tengah terlelap sambil meringkuk dibawah selimut tebal.

Ia melangkah mendekatinya sambil menggenggam kunai yang tenfah dilumuri racun mematikan.

"Cantik..."

Sosok itu mendekatkan kunainya keleher wanita itu. "Tapi sayangnya Aku harus melenyapkan kalian,"

Srettt!

Suara kunai yang bergesek dengan kulit tenggorokan benar-benar mengiringi detikan jarum jam yang menunjukan tengah malam.

Boooft!

The Blood of UchihaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin