10. Because I'am Uchiha (Part1)

4.7K 448 85
                                    

Kaki mungilnya yang terbalut sepasang sepatu lusuh ia tapakan di sebuah tempat yang asing baginya.

Ia mengamati sekitar yang dipadati oleh penduduk. Tidak, tepatnya para penjual dan pembeli.

"Wow! Besar sekali," gumamnya pelan.

Ia sedang berjalan disebuah pasar kota yang tiga kali lipat besarnya dari pasar di Desanya. Ia senang bisa sampai di desa yang di katakan paling kuat mikiter Ninjanya, Konoha. Desa masa kecik Ibu dan kemungkinan keberadaan Ayahnya.

Tubuh mungilnya seakan dapat terlinggas oleh kerumunan orang yang berlalu lalang disekitarnya. Namun, ia tetap melangkah maju.

Tangan mungilnya sibuk mencari sesuatu yang tersembunyi dibalik kantung celana putihnya.

Senyumnya mekar seketika diwajah pucatnya yang tampak kotor kala mendapati apa yang ia cari. Sebuah kertas berukir suatu lambang disana.

Kepalanya bergerak liar kesemua arah, membuat surai hitam legamnya menari-nari. Ia langkahkan kakinya kembali, tujuannya adalah sebuah kedai kue beras yang cukup ramai.

"Permisi," ujarnya sopan.

Tak ada sahutan, pemilik kedai itu sibuk melayani pelanggan yang terus berteriak meminta pesanannya.

"Permisi," ia tidak menyerah.

Namun, lagi-lagi panggilannya tak digubris sama sekali.

"Permisi Nyonya!" Ujarnya sedikit kesal dengan nada yang sedikit meninggi.

Berhasil, Ibu-Ibu penjual kue beras itu menoleh kearahnya. Ia tersenyum lega.

"Bolehkah-"

"Sudah-sudah kalau kau tidak punya uang lebih baik pergi sana!" Usir pemilik kedai tersebut sambil mendorong tubuh mungilnya.

Dahinya menyernyit heran. Maksudnya ia dikira pengemis? Yang benar saja.

"Tapi-"

"Aku bilang pergi ya pergi! Sudahlah Aku sibuk, tidak penting meladeni bocah jalanan sepertimu!"

Bruk!

Tubuh mungilnya jatuh tersungkur ditanah akibat dorongan kasar dari Ibu-ibu kedai tadi.

Sampai-sampai kertas yang ia pegang terlempar ke kubangan air hujan yang tampak kotor.

Ia mendesis tak suka dengan perlakuan pemilik kedai tadi. Sangat kasar dan tak berperi.

Ia berusaha bangun berdiri dan mencoba menyelamatkan kertas itu yang nyaris seluruhnya tenggelam ke kubangan air kotor itu.

Cpratt!

Ia-Satoshi-menggeram marah kala ada kaki jenjang seseorang yang seenaknya menginjak kertas yang berisi ukiran gambar lambang sebuah clan yang susah payah ia buat.

Hancur sudah, kertas itu benar-benar tak berbentuk dan tampak sangat kotor. Meski lambang itu masih sangat jelas dilihat.

Tapi tetap saja ia marah ketika ada seseorang yang menginjak-injak lambang itu.

Ia berlari kencang dan menarik kuat lengan orang yang telah menginjak lambang itu.

Sedang orang itu hanya menyernyit heran dan memandang Satoshi dari atas kebawah kemudian menampilkan ekspresi jijik dan menutup hidungnya.

"Jangan pegang-pegang tanganku bocah! Baumu busuk sekali, menjijikan!" Ucap orang itu kasar.

Satoshi tak bergeming ia masih menatap tajam orang itu. Jika boleh berharap semoga ia dapat membuat tatapan super mematikan seperti yang orang dewasa buat ketika marah.

The Blood of UchihaWhere stories live. Discover now