Bagian Tujuh

688K 52K 6.7K
                                    

Kevin berlari tergopoh-gopoh sambil membopong tubuh Bella yang tak sadarkan diri menuju ruang kesehatan yang terletak di belakang gedung perpustakaan.

Beberapa mahasiswa yang berpapasan dengan Kevin, mengernyit heran, menatap Kevin dan Bella yang tak sadarkan dirinya.

Kecepatan langkah Kevin sedikit berkurang, tenaganya sudah mulai menghilang. Namun Kevin harus terus berusaha untuk Bella. Sebentar lagi ia akan sampai, tinggal menyusuri koridor beberapa meter lagi, belok kanan kurang dari lima puluh meter sampai.

"Bella," pekik Kevin menghentikan pacuan larinya. Tubuh Bella yang tadi dibopongnya menghilang dalam hitungan detik, saat sekelebat  bayangan hitam lewat di depannya.

Kevin memutar tubuhnya, mengedarkan pandangannya ke arah sekitar untuk mencari keberadaan Bella.

Sungguh aneh, tubuh Bella menghilang, jelas-jelas tadi berada di bopongan Kevin.
"Bella!" teriak Kevin memanggil nama Bella.

Koridor sepi, tidak ada satupun mahasiswa yang melintas disini. Dan kemana Bella? Siapa yang merebut Bella darinya? Tidak mungkin manusia pada umumnya bisa melakukan hal demikian. Manusia seperti apa yang mampu menghilang? Berpindah dengan cepat dan wujudnya hanya sekelebat bayangan hitam.

Kevin meremas rambutnya frustasi, masalah tentang hubungannya dengan Bella saja masih belum menemukan benang merahnya, ditambah dengan menghilangnya Bella yang dibawa kabur oleh bayang hitam, semakin membuat pikiran Kevin tidak karuan.

"Argh," kesal Kevin meninju tembok disamping dengan kesal. Tangannya memerah setelah meninju tembok lumayan keras.

Kevin bersandar di tembok, tubuhnya merosot  ke bawah sampai ia terduduk di  lantai memeluk lututnya sendiei. Kepalanya ia tenggelamkan  diantara lututnya. Ia sendiri bingung harus bagaimana? Bagaimana mencari Bella? Dan bagaimana ia bisa meminta tolong pada orang lain?

Tak akan ada yang percaya apa yang Kevin katakan tentang apa yang baru saja ia alami. Di zaman modern seperti ini tidak akan ada yang percaya dengan mahluk yang memiliki kekuatan super.

••

Sementara di sisi lain, laki-laki berpakaian serba hitam yang menggunakan kemampuan langkah setara dengan kecepatan cahaya itu bisa merebut tubuh lemah istrinya yang tak sadarkan diri dari bopongan laki-laki yang tak disukainya.

Tak lebih dari lima detik, laki-laki itu sudah sampai di apartemen milik istrinya itu.

Allfred membaringkan tubuh Bella ke atas ranjang dengan hati-hati. Ia menatap miris pada Bella yang lagi-lagi merasakan kesakitan sampai tak sadarkan diri seperti ini.
"Kenapa kau begitu nekat, Bella? Kenapa kau mengorbankan dirimu hanya demi manusia tak berguna itu? Kau bahkan sudah tau apa reaksi tubuhmu jika kau melakukan kontak fisik dengan laki-laki selain aku," gumam Allfred lirih sembari membenarkan posisi tidur Bella.

Ia melepaskan sepatu yang Bella kenakan, melempar asal sepatu putih milik Bella ke sudut ruangan. Allfred menatap Bella dengan hati yang tak tega, ia masih ingat bagaimana Bella menahan sakitnya tadi, sakit yang pasti luar biasa, karena hampir seluruh tubuh Bella bersentuhan dengan laki-laki apalagi itu disengaja. Saat tak sengaja bersentuhan sedikit saja, tubuh Bella begitu kesakitan.

Allfred memejamkan mata, bibirnya merapalkan sebuah mantra, hingga saat membuka matanya kembali, cahaya putih keluar dari matanya.

Allfred mengarahkan cahaya putih yang keluar dari matanya ke tubuh Bella, menyusuri sekujur tubuh istrinya itu dengan cahaya.
Allfred bisa menyebut cahaya yang keluar dari matanya adalah cahaya kesucian, yang mampu mengobati segala penyakit apapun, termasuk rasa sakit yang tadi dirasakan oleh Bella.

POSSESSIVE DEVILWhere stories live. Discover now