Bagian Dua Puluh Tiga

570K 45K 5.3K
                                    

"Diam!" ujar Bella dengan lantang sembari menunjuk ke arah Allfred yang berbaring di pangkuannya sebelum Allfred mengeluarkan suaranya untuk bertanya hal yang tidak penting pada Bella.

Allfred menelan salivanya susah payah, wajah tampan coolnya berubah menjadi tampang polos tanpa dosa. Bibirnya yang terbuka kembali mengatup rapat.

Bella sudah hampir meledak, mendengar celotehan Allfred yang tidak masuk akal. Ia sendiri heran dan kurang yakin jika mahluk seperti Allfred memiliki otak. Bagaimana bisa, mahluk dengan usia dewasa berkata layaknya anak balita. Bahkan Allfred sangat katrok, kalah dengan generasi zaman sekarang yang konon katanya kebanyakan micin.

"Aku masih marah padamu! Camkan itu!" desis Bella, memalingkan wajah enggan bertatapan dengan Allfred yang masih memasang wajah tanpa dosanya itu.

Jika melihat tampang Allfred yang sedemikian rupa, membuat Bella ingin mencakar-cakar dengan kuku panjangnya.

"Kau marah? Mau belanja? Makan? Aku harus beliin apa? Bunga sekebon lengkap dengan kumbang atau cokelat sekebon lengkap dengan pabriknya? Katakan Bella! Katakan. Akan ku beri semua yang kau mau, asal kau jangan marah lagi padaku" rayu Allfred.

Bella menoleh, menatap tajam ke arah Allfred yang langsung memudarkan senyum Allfred.

"Pria selalu salah," gumam Allfred lirih sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kau punya uang?" selidik Bella tak yakin.

"Banyak, kemarin aku menang banyak dari Key saat main monopoli---akhhh"
Bella langsung mencekik Allfred saking gemasnya dengan jawaban Allfred.

"Le pas kan, aku bi sa ma ti" pinta Allfred yang masih di cekik oleh Bella.
Melihat Allfred yang kesulitan bernapas, Bella segera melepaskan cekikannya.

"Tega sekali kau Bella, kau  hampir membunuhku. Apa kau mau jadi janda?" Tanya Allfred yang masih terengah-engah memburu napas.

"Tak masalah, Kevin siap menerima apapun status aku, toh janda lebih nikmat."

Allfred yang tengah berbaring di pangkuan Bella, lantas beranjak. Ia duduk di sofa menghadap Bella. Matanya menatap tajam ke arah Bella yang tersenyum remeh padanya.

"Hey! Kau mau mati, bersentuhan tanpa sengaja dengan Kevin saja kau kesakitan, apalagi kalau kau sampai menikah dengannya! Ingat itu. Dan satu lagi, aku tak suka kau menyebut pria lain di depan ku. AKU CEM BU RU! kau tau kan bagaimana rasanya cemburu?"

"Iya, oh iya kau belum jawab pertanyaanku. Kau punya uang ?" Bella kembali mengeluarkan pertanyaannya yang masih belum mendapatkan jawaban memuaskan dari Allfred.

Allfred lantas berdiri tepat di hadapan Bella yang masih terduduk. Ia berdiri dengan posisi membelakangi Bella, hingga bokongnya berhadapan dengan wajah Bella.

Benar-benar menyebalkan.
Tingkah laku mahluk yang satu ini. Ingin rasanya Bella menendang bokong ini sekarang juga.

"Jangan ditendang Bella!" seru Allfred yang tahu isi dari kepala Bella.

"Terus kau mau apa kalau bukan minta tendang? Pamer bokong?" Geram Bella yang mulai tidak sabar menghadapi mahluk menyebalkan ini.

"Ambil dompetku di saku celanaku. Kau tanya aku punya uang atau tidak, kan? Jawabannya akan segera kau ketahui sendiri"
Bella mengerti. Ia langsung mengambil dompet di saku kanan Allfred. Dompet kulit berwarna hitam yang sepertinya berisi uang yang cukup banyak, mengingat terlihat tebal.

Begitu dompet di saku miliknya diambil oleh Bella, Allfred kembali duduk di samping Bella.
"Suamimu kaya raya Bella, punya banyak keping emas. Kau tak perlu khawatir" seperti biasa, Allfred berucap dengan nada sombongnya.

POSSESSIVE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang