Bagian Dua Puluh Delapan

489K 38.5K 2.5K
                                    

Allfred mendongakkan kepala, matanya menyala merah dan bersamaan dengan itu suara gemuruh Guntur bersahutan disertai kilatan cahaya petir yang menyambar-nyambar disekitar Allfred.

"Sulit dipercaya," gumam Kevin melihat semua itu.

Allfred maju selangkah mendekati Kevin yang terus menatap ke arahnya tak percaya. Ketakutan melanda diri Kevin saat kedua bola mata Allfred terus menyala merah darah. Kilatan petir terus saja berada di sekitar tubuh tegap Allfred yang telah basah kuyup diterpa derasnya air hujan.

"Siapa kau sebenarnya?" tanya Kevin.
Sejujurnya Kevin sudah sangat ketakutan saat ini. Hanya saja ia memaksa diri untuk tetap berdiri di sini.

Kevin seorang pria. Dan cara menyelesaikan masalah pria yang terbaik adalah melawannya, bukan justru malah lari. Itulah yang ada dalam pikiran Kevin

"Aku salut dengan keberaniannya" puji Allfred. Seketika itu juga bola mata Allfred kembali normal.

"Simpan pujianmu! Kau siapa? Dan mengapa kau tiba-tiba datang dan mengatakan bahwa kau adalah suami Bella. Pernikahan bukan lelucon" desis Kevin.
Kevin menggosok wajahnya saat derasnya air hujan yang menerpa wajah mengganggu penglihatannya.

"Jauh sebelum kau ada dalam hidup Bella, Bella sudah menjadi istriku" tandas Allfred serius. Ia berbalik badan membelakangi Kevin. Hanya punggung tegap yang bisa dilihat oleh Kevin dari sosok Allfred.

Kevin tertawa hambar.
Ia masih tidak percaya dengan ucapan pria dihadapannya.

"Harus seperti apa agar kau percaya?" tanya Allfred.

Kevin menaikan sebelah alisnya. Ia merasa ada yang aneh dalam diri Allfred. Allfred seperti bisa membaca apa yang ada dalam pikiran dan hatinya. Dan itu semua membuat Kevin heran dengan Allfred yang pastinya bukan manusia biasa. Tidak ada manusia biasa yang bisa seperti Allfred. Bisa membaca pikiran seseorang, tubuhnya bisa dikelilingi petir dan dari bola mata bisa mengeluarkan cahaya merah darah.

Allfred membalik badannya, menatap Kevin dengan tangan dilipat di dada.
"Benar dugaanmu, aku bukan manusia biasa. Aku bisa membaca pikiranmu, bahkan aku juga bisa membaca apa yang akan terjadi padamu nantinya"

Kevin menggelengkan kepala tak percaya.
Sangat sulit dipercaya.

Klik.
Suara jentikan ibu jari dan  jari tengah Allfred terdengar dan seketika hujan deras yang tadi mengguyur itu reda.
"Masih kurang percaya dengan apa yang terjadi?" Selidik Allfred dengan tatapan remeh ke arah Kevin.

"Jangan pikir karena kau punya kekuatan yang diluar batas kau bisa mengakui seenak dirimu sendiri. Aku yakin kau hanya memanfaatkan kekuatanmu untuk kepentingan mu sendiri" ucap Kevin dengan nada tak suka.

Allfred cukup kagum dengan keberanian Kevin. Kevin masih saja berani membuka mulutnya disaat Allfred sudah menunjukan kekuatannya. Tidak ada ketakutan yang terlihat dalam diri Kevin karena ditutupi oleh cintanya yang besar pada Bella yang menumbuhkan kekuatan tersendiri bagi kevin agar melawan ketakutannya.

"Harus ku mulai dari mana? Apa kau akan percaya jika ku jelaskan semuanya? Aku tak mau penjelasanku berakhir sia-sia" ujar Allfred.

Kevin menghela napas.
"Mungkin sampai kau berbusa pun aku tak akan pernah mempercayaimu" ketus Kevin.

"Lantas apa maumu?"

"Aku tak kan percaya dengan apa yang kau katakan, Bella milikku. Lebih baik kau kembali ke asalmu, dan biarkan semua berjalan seperti biasa saat kau belum datang ----"
Suara gemuruh yang begitu keras disertai kilatan petir menghentikan ucapan Kevin yang belum terselesaikan.
Kevin mengusap dadanya yang berdetak sangat cepat karena terkejut.

POSSESSIVE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang