Bagian Empat Belas

595K 46.2K 4.4K
                                    

Bella terlihat lebih tenang dari sebelumnya. Lima belas menit yang lalu ia seperti orang gila yang mengamuk tidak jelas, meronta, meminta Allfred untuk melepaskan lilitan di kepalanya yang sangat mengganggu.

Kini Bella duduk bersandar pada tembok dengan kedua kaki yang diluruskan. Mulutnya bungkam, sudah lelah dengan permintaannya yang hanya dijawab dengan suara tawa Allfred. Menyebalkan. Saat sedang meminta dengan penuh harap, dibalas dengan suara tawa penuh ejekan. Andai saja Bella bisa melihat Allfred sekarang, pasti ia sudah mencakar habis wajah pria itu.

Allfred jongkok disamping Bella, membelai lembut wajah Bella.
"Sudah teriak-teriaknya? Capek ya sayang?" lontar Allfred menatap geli ke arah Bella.

Bella menepis tangan Allfred dengan kasar, lantas membuang muka menghindari Allfred meskipun dirinya sendiri tidak melihat Allfred. Ia memutar tubuhnya sembilan puluh derajat ke kanan. Kedua tangannya bersilang di dada dengan wajah yang menampakkan raut kesal.

Dengan gerakan sangat cepat, Allfred sudah jongkok dihadapan Bella, menatap ke arah Bella yang begitu kesal padanya.
"Jangan dekat-dekat! Aku marah padamu, Allfred! Camkan itu!" desis Bella menunjuk ke arah depan, ia yakin Allfred pasti sudah dihadapannya.

"Dan aku juga marah padamu, istriku yang pembangkang!" Erang Allfred mengingat tentang Bella dan Kevin yang begitu mesra.

Saat bersama Allfred, wajah Bella didominasi dengan wajah datar, suara keras membentak dan nyaris tak ada lengkungan senyum dari bibir ranumnya. Lain saat bersama Kevin, senyum Bella bahkan nyaris tak pernah luntur. Allfred tidak suka berbagi senyum Bella dengan siapapun, termasuk Kevin. Senyum Bella hanya untuk Allfred.
Bukan hanya senyum, semua yang Bella miliki hanya milik Allfred.

"Cemburu? Harusnya Kevin yang cemburu padamu, All. Kau selalu menculikku dengan kekuatan yang kau miliki, kalau Kevin tau aku bersamamu, dia pasti akan cemburu."

"Pria sialan itu tidak ada hak, sayang" geram Allfred, hidung bangirnya menyusuri wajah Bella, turun ke leher jenjang cewek cantik itu. Menyimpan aroma yang menyeruak dari tubuh Bella untuk Allfred simpan dalam ingatannya, betapa wangi aroma dari seseorang yang ia sebut sebagai istri.

Bella hanya diam saat Allfred mengangkat tubuhnya dan selanjutnya Bella merasakan ia didudukan di atas sebuah paha, pasti paha Allfred.

Allfred merangkum wajah Bella dengan telapak tangannya.

"Dengerkan aku, Bella. Kau milikku, kau istriku, dan aku tidak suka kau dekat dengan Kevin," gumam Allfred dengan suara seraknya.

Bella menghela napas saat jemari Allfred menyusup ke dalam rambut Bella, menarik kepala Bella untuk mendekat padanya.

"Kevin itu kekasihku, all. Kevin lebih dulu dibandingkan kau, dan aku lebih nyaman sama Kevin," sahut Bella melemas.
Ia rasa penjelasannya tidak akan digubris oleh mahluk dihadapannya ini.

Tanpa berkata apapun, Allfred menarik tubuh Bella, menyeret Bella ke dalam pelukannya.

"Hargain aku, sedikit aja. Aku suamimu, dan aku CEMBURU. CEMBURU, sayang. Kau tau kan arti cemburu?" erang Allfred dengan nada suara yang begitu dalam.

"Kau tak punya hak untuk cemburu, Allfred" sentak Bella cepat.

"Jelas aku punya hak, hak atas semua tentangmu, sayang. Kau istriku, milikku!" geram Allfred memeluk semakin erat pada tubuh mungil Bella yang kini berada dalam pangkuannya.

"Aku bukan---"

"Kau istriku! Dan ini buktinya!" potong Allfred sebelum Bella menyelesaikan kalimat protesannya itu, tangan Allfred mengangkat tangan Bella yang di jari manisnya tersemat cincin yang ia maksud sebagai cincin pernikahan yang menjadi bukti pernikahan antara Allfred dan Bella.

POSSESSIVE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang