Finding..

2.2K 212 19
                                    

Jaehyun tersenyum lega ketika kakinya menginjakkan tanah, ia menghirup dalam udara sekitar. Long time no see, batinnya.

Udara Seoul terasa sedikit menusuk, mungkin karena sudah mendekati musim salju. Diikatkannya tali mantelnya yang sedikit terjuntai, lalu berjalan pelan mencari seseorang yang seharusnya sudah berada di airport ini untuk menjemputnya.

Ah mungkin dia terlambat, pikir Jaehyun lalu duduk disalah satu kursi ruang tunggu.
Dia ingat saat terakhir kali dia berada disini, matanya sembab, bibirnya masih terisak, dan air matanya masih sedikit mengalir. Dia ingat terakhir kali, Appanya membawanya secara paksa. Dengan penjagaan super ketat, dia berangkat meninggalkan Seoul.

Dia ingat, dia meninggalkan seseorang yang sangat berarti baginya, sumber bahagianya, kekasihnya. Masihkah dia menungguku? Batin Jaehyun lagi.

Dengan cepat Jaehyun membuka ponselnya, mencari sebuah nama yang sengaja dia samarkan menjadi nama temannya, "Ryan", lalu menekan tombol dial, namun nihil, berulang kali Jaehyun melakukannya, berulang kali pula nomor telpon itu mengatakan tidak bisa dihubungi. Tentu saja, dia pasti marah karena aku menyerah dan meninggalkannya.

Dari tempat duduknya dia bisa melihat seseorang terus memperhatikannya, sudah biasa, pikirnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dari tempat duduknya dia bisa melihat seseorang terus memperhatikannya, sudah biasa, pikirnya. Appanya bukan orang bodoh yang akan meninggalkan Jaehyun pergi sendirian ke Seoul tanpa pengawasan. Itu baru satu, dia yakin masih banyak lagi yang sebenarnya sedang mengawasinya, hanya saja dia sudah terlalu lelah dengan omong kosong ini.

Tak lama seseorang menepuk pundaknya, "Tuan Jung Junior, maaf membuatmu menunggu lama. Aku harus mengurus beberapa berkas mengenai kepindahanmu. Silahkan ikuti aku", ucap seseorang dengan sangat formal, di belakangnya berdiri dua orang yang berbadan tegap dan memakai pakaian serba hitam. Berlebihan seperti biasa, lagi-lagi ucap batin Jaehyun.

Jaehyun tak banyak berkomentar, ia hanya diam mengikuti seseorang yang berjalan didepannya. Dia sering melihat orang ini sebelumnya, tapi belum pernah berbicara secara langsung. Orang itu adalah salah satu yang paling dipercayai Appanya. Appanya selalu memanggilnya Jack, entah itu nama aslinya atau bukan. Jack terlihat cukup muda, dia bahkan sangat tampan dan terkesan dingin, dengan mata yang cukup besar untuk ukuran orang Korea, pupil hitam, rahang yang tegas, hidung mancung, kulit putih seperti boneka. Tidak.. dia terlalu tampan untuk menjadi manusia. Badannya tidak tinggi, Jaehyun masih lebih tinggi darinya, kurus, namun tetap terlihat kuat. Mungkin dia seumuran dengan Johnny Hyung, batin Jaehyun sekali lagi. Dan tanpa sadar itu membuatnya kembali bersedih. Entah apapun, jika dia mengingat lelaki itu, dia selalu ingin menangis.

Mencintai seseorang namun takdir tak berpihak padamu, rasanya menyakitkan. Dan saling mencintai namun tak bisa bersama, jauh lebih menyakitkan.

"Tuan Jung, silahkan masuk", ucap Jack ketika membuka pintu mobil pada Jaehyun. Jaehyun memutuskan untuk memanggilnya Jack, mengingat dia juga memang belum tau nama aslinya siapa.
.
.
Flashback

Goodbyes aren't ForeverWhere stories live. Discover now