Menunggu Lama?

1.6K 186 19
                                    

Suara itu, Johnny mengenalnya. Suara yang selalu berada dipikirannya. Dia berbalik untuk memastikan apa yang didengarnya.

Dan sosok itu.. sosok yang begitu dia rindukan. Kini berdiri tegak dihadapannya, dengan senyuman semanis madu dan mata yang sedikit sembab.

Johnny kehilangan kata-katanya, sungguh. Batinnya sendiri bertanya, kemana semua kata-kata yang selalu di ucapkannya dalam tiap doanya? Kemana semua ucapan rindu yang selalu dia rangkai setiap harinya?

"Aku tau kau pasti menungguku hyung. Maafkan aku yang meninggalkanmu", Jaehyun tersenyum begitu manis, lalu merentangkan tangannya, isyarat untuk Johnny datang padanya.

Mimpi kah? Halusinasi lagi kah? Atau aku sudah disurga? Apa Tuhan memang sengaja mengirimkan malaikatnya padaku saat ini? Perdebatan dibatin Johnny kian menjadi. Namun tak menghalangi kakinya untuk melangkah mendekati sosok yang dia rindukan.

Jaehyun sedikit berlari menghampiri Johnny yang tampak bingung, "I'm home.. I miss you so much hyung", Jaehyun menabrakkan dirinya pada dada bidang Johnny lalu mendekapnya begitu erat. Sungguh dia tak main-main dengan kata-katanya.

"Kau bukan mimpi kan? Kau benar-benar Jaehyun ku kan? Aku belum mati kan?", Sambil membalas dekapan itu dengan erat Johnny terus bergumam tak jelas, ada yang menggenang dipelupuk mata mereka berdua.

Jaehyun mencubit pelan perut Johnny membuat lelaki itu sedikit terkejut, "Bodoh.. Kau masih saja bodoh seperti dulu hyung, dan aku menyukainya", wajahnya semakin dibenamkannya pada dada bidang Johnny, menghirup aroma yang selalu mampu menenangkannya.

Johnny benar-benar kehilangan semua kata-kata nya dan bermaksud hanya menikmati moment indah ini.

Tak lama Jaehyun melepaskan pelukannya, "How are you hyung? It's been a while, but i still feel the same", Jaehyun menatap wajah tampan kekasih lamanya itu. Sudah lama sekali, batinnya. Rahang yang semakin tegas, mata coklat yang indah, jangan lupakan bibir plum berwarna merah muda yang selalu menjadi favorite nya, sungguh aura Johnny terasa semakin mendominasi baginya.

Sedangkan Johnny? Tak perlu ditanya. Dia pun menikmati pahatan sempurna Tuhan yang kini ada dihadapannya. Mata yang begitu cerah, pipinya yang chubby, dimpel yang selalu menghiasi wajah tampannya, kulit yang seputih porselen, dan semuanya. Baginya Jaehyun seperti malaikat dan akan selalu begitu. "Kau masih tetap malaikatku, dan ciptaan yang terindah. Adalah gerhana tergelap ketika hari-hari tanpamu. Kumohon jangan pernah pergi lagi, Jay.. I love you.. God... You don't have any idea how much i love you, if you ask me to get the stars and the moon from the sky i wouldn't say no, at least i would try for you", terdengar cheesy memang, tapi dia tak bercanda dengan apa yang dia katakan. Itulah sosok Johnny yang sebenarnya jika sudah bersama Jaehyun. Dia selalu mampu berhasil membuat pipi Jaehyun merona merah seperti seorang gadis berusia belasan.

"Hey disini dingin, aku tak mau kau kedinginan.. kita mengobrol ditempat biasa saja ya", ajak Johnny sambil berjalan menuju motornya yang diparkir tak jauh dari halte bus. Jaehyun hanya mengangguk, membiarkan tubuhnya dibawa lelaki yang sangat dia rindukan itu.

.

Suasana café itu terlihat sepi, tentu saja ini sudah sangat larut malam dan café itu sudah berada dipinggiran kota, jadi suasananya memang sepi. Beruntung café itu masih buka 24 jam.

Johnny tersenyum tulus, pancaran matanya berbeda dari dua tahun belakangan ini. "Aku sangat merindukanmu Jay..", dia mengeratkan genggaman tangannya pada lelaki yang lebih muda yang berada disebelahnya itu.

"Aku juga hyung. Aku juga merindukan tempat ini. Sudah lama sekali. Apa kau masih sering datang kesini?", Tanya Jaehyun penasaran, terlihat seorang pegawainya tadi masih menyapa Johnny dengan ramah seperti biasa.

Goodbyes aren't ForeverDonde viven las historias. Descúbrelo ahora