Catch me if you can

1.3K 71 10
                                    

.
.
.
.

TEN

Waktu itu..Rasanya hatiku seperti dicabik. Mungkin aku tak pantas untuk menyebut diriku sahabatnya, aku bahkan masih tak bisa sepenuhnya bahagia ketika melihat mereka berdua. Tapi sejak awal aku sudah tau, tak ada tempat untuk ku, iya kan Taeyong hyung?
.
.

Taeyong hyung.. dia memang sangat menyukai seseorang seperti Doyoung. Orang yang bisa mengontrolnya. Sudah sewajarnya kan dia jatuh kedalam pesona lelaki itu?

Meski Doyoung sudah jutaan kali meminta maaf dan berusaha sebisa mungkin menjaga perasaanku, tetap saja rasanya hatiku sakit.

Tapi hey... aku bukan orang jahat! Aku ingin sahabatku bahagia. Aku ingin Taeyong hyung bahagia. Biar bagaimanapun aku menyayangi keduanya.

Pagi ini aku melihat Taeyong hyung mengantar Doyoung, meski mereka sempat terlibat pertengkaran kecil, tapi pada akhirnya Taeyong hyung masih memberikan sebuah kecupan kecil di pipi Doyoung sebelum benar-benar pergi kekantornya. Lucu kan?

Aku selalu menemukan diriku yang tertawa ketika melihat pertikaian kecil keduanya namun tetap berakhir manis.

"Hmm.. Hello? uhm?"

Ah aku melamun lagi, tanpa kusadari seseorang sudah duduk santai di depan meja kerjaku. Orang yang sejak beberapa bulan ini cukup dekat denganku.

"Hyung? Ada apa? Mengantar Jaehyun?"

Lelaki itu menggeleng, "Mau makan siang?"

"Eh? Boleh juga, tapi setelah ini aku ada rapat, jadi tidak bisa lama-lama".

"Tidak lama, hanya makan di restoran dekat sini. Ayo..", tanpa aku sempat berkata, lelaki itu sudah menarik tanganku.

..
..
..

"Kenapa kau makan siang jauh sekali, hyung? Apa tidak ada restoran lain di kantor mu?", menurutku, lelaki ini memang aneh, dia sering kekantor ku, padahal jarak antara Seo dan Jung Corp cukup jauh. Meski kadang dia hanya mengantar Jaehyun tapi tetap saja rasanya aneh. Bahkan Jaehyun saja tidak sesering itu kemari.

"Ingin saja.. Taeyong tidak akan mau diajak makan keluar, Jaehyun juga akan sibuk menelpon anak-anaknya atau Johnny, aku tidak suka makan sendirian, jadinya aku kemari. Memangnya tidak boleh?"

Lihat kan? Dia selalu aneh. "Tidak juga sih. Lagi pula aku jadi ada teman makan siang".

"Apa aku hanya sebatas teman makan siang? Tidak bisa ya jika aku menjadi teman makan pagi, siang dan malammu? atau teman hidup, mungkin?"

What?

Aku nyaris saja menyemburkan minumanku ke wajahnya karena penuturannya barusan. Bagaimana tidak? Itu benar-benar halus, aku bahkan tidak menyadari dia ingin mengatakan itu. "Hyung! Tidak bisakah sehari saja kau tidak berkata yang tidak-tidak?"

Dia hanya tertawa renyah. Senyum manis mengembang di wajah tampan miliknya.

"Bagaimana hubunganmu dengan Doyoung dan Taeyong? Baik-baik saja kan?"

Goodbyes aren't ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang