Runaway

530 85 24
                                    

.
.
..

Lelaki bernama lengkap Lee Taeyong, tengah sibuk dengan Tuxedo hitam yang sudah beberapa hari lalu ia pesan. Tentu saja semua urusan mengenai perjodohan Jaehyun diserahkan padanya.

Sayangnya dia memang kurang istirahat sejak seminggu lalu. Aktivitasnya sangat padat, mengurusi pekerjaan kantor, lalu semua persiapan ini dan itu, menjaga Jaehyun, dan entah apa lagi.

Kepalanya semakin berat, sampai akhirnya dia hampir terjatuh didalam butik.

Grepp.. tapi seseorang menahan tangannya, membawanya duduk disebuah kursi.

"Minumlah hyung. Kau terlihat sangat pucat", ucap orang itu menyodorkan sebotol air mineral.

Taeyong tampak terkejut ketika menyadari siapa orang itu, namun akhirnya menerima air mineral itu dan menenggaknya sampai habis.

"Kau sedang tidak enak badan ya? Sudah makan belum? Berhentilah memaksakan dirimu hyung", ujar Ten pelan namun tak berani menatap langsung orang disebelahnya.

"Aku hanya sedikit lelah. Terima kasih. Sedang apa disini?", jawabnya dingin.

Ada rasa kecewa dibenak lelaki bernama Ten itu, setelah berpisah dengan Taeyong bertahun-tahun, namun tak ada sambutan hangat yang dia terima.

"Your welcome. Aku mau membeli roti di bakery sebelah, tapi tak sengaja melihatmu disini, jadi aku mampir. Apa ini milikmu?", tanya Ten lagi menunjuk tuxedo yang dipegang Taeyong.

Taeyong menggeleng pelan, "Bukan, ini milik atasanku. Hanya mengambilkan saja", membuat Ten menganggukkan kepalanya.

"Hmm.. Adikmu?", tanyanya lagi dengan nada polos. Namun detik berikutnya dia menyadari apa yang dikatakannya adalah kesalahan besar. "Ah.. Maafkan aku hyung. Aku tidak bermaksud seperti itu. Sungguh maafkan aku", dia benar-benar tak sengaja mengucapkannya.

Wajah Taeyong sedikit lebih memucat, namun ia terlihat tetap berusaha mengontrolnya, "Tidak apa-apa", jawabnya singkat, ada getaran di sela suaranya. Seolah ia menahan kuat dirinya agar tak menangis. Dan Ten cukup peka untuk menyadarinya.

 Dan Ten cukup peka untuk menyadarinya

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"Hyung.. Kenapa kau tidak mengatakan apapun padaku sebelum pindah ke Vancouver? Kau tau.. Aku benar-benar kesepian saat itu. Aku kira.. Kau marah padaku karena apa yang ku katakan. Maafkan aku hyung. Dan ku harap kau masih mau berteman denganku", lirih Ten membuat Taeyong larut dalam pikirannya.

"Ten.. Maafkan aku. Aku tidak marah. Apa yang kau katakan memang benar. Waktu itu aku hanya masih terlalu emosional jika menyangkut tentang hal itu. Sulit untuk mengakuinya, tapi sulit juga untuk mengelak dari kenyataan. Dan ya.. Aku memang masih temanmu. Aku harus pergi, masih ada beberapa urusan yang harus ku selesaikan. Terima kasih ya minumannya", Taeyong tersenyum, sebuah hal yang sangat jarang dia lakukan. Namun itu benar-benar tulus dari hatinya.
.
.

Jaehyun bingung karena tiba-tiba saja Mark sudah berada diruangannya sekarang.

"Mark? Kenapa tidak bilang mau kemari. Aku merindukanmu?", dia memeluk adik kesayangannya itu. Entah saudara tiri atau bukan, bagi Jaehyun.. Mark adalah adik kesayangannya.

Goodbyes aren't Foreverحيث تعيش القصص. اكتشف الآن