Tragedy?

811 84 23
                                    

Jaehyun tidak tau bagaimana menggambarkan perasaannya saat ini. Dia senang, tapi juga sedih. Mungkin satu hal sudah terlewati, tapi masih banyak lagi rintangan di depannya.

Semuanya tidak semudah apa yang Johnny katakan, setidaknya begitu menurut Jaehyun.

Sejak tadi dia terus berdiam diri di balkon kamar yang sudah disiapkan untuknya, mencoba memikirkan berbagai macam hal yang membuat kepalanya terasa berat.

Dari tempatnya berdiri sekarang, dia bisa melihat taman hijau milik Keluarga Johnny yang sepertinya sangat terawat. Bunga berwarna-warni dan sebuah kolam renang kecil, dan jangan lupakan perosotan lucu berwarna merah-biru, di pinggiran kolam itu. Ia yakin itu salah satu permintaan aneh Johnny kecil dulu.

"Baby? Jay? Where are you?", Johnny membuka pintu kamar Jaehyun, membuat lekaki yang sejak tadi melamun itu menyadari kehadiran orang lain di kamarnya.

Jaehyun menghampiri lelaki yang masih berdiri didekat pintu itu.

"Sedang apa?"

"Melihat-lihat dari balkon. Apa sudah selesai hyung?"

Johnny hanya mengangguk, dan memeluk erat Jaehyun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Johnny hanya mengangguk, dan memeluk erat Jaehyun.

"Hyung.. hei.. ada apa? Kenapa tiba-tiba memelukku? Bagaimana kalau ada yang lihat?", wajahnya memerah menyadari pelukan Johnny yang semakin erat dan pintu kamarnya yang masih terbuka.

Lelaki itu melepaskan pelukannya, lalu berjalan menutup pintu, dan menguncinya.

"Hyung? Kenapa dikunci?", respon Jaehyun yang masih tak mengerti.

Lagi-lagi Johnny hanya diam dan memeluknya.

"Hyung k-", kali ini Johnny membungkam mulut Jaehyun dengan bibirnya, membuat Jaehyun membelalakkan matanya namun pada akhirnya terlarut dalam hangatnya bibir indah yang selalu menjadi favoritnya itu.

Perlahan.. keduanya semakin tinggi. Rindu, rasa yang menggebu, dan nafsu, tumpah jadi satu dalam satu kecupan yang panjang. Bunyi kecipak dan lenguhan bergantian terdengar hingga tanpa sadar perlahan keduanya larut dalam permainan rindu.

Mari rayakan rindu dengan sederhana; buka dari kancing pertama.

Jaehyun gemetar ketika jemari dingin Johnny menyapa kulit punggungnya, begitupun ketika bibir lelaki itu menjelajah di leher jenjangnya yang dia yakini nantinya akan meninggalkan bekas kemerahan. Bohong jika dia tak menginginkan ini. Sayang.. dalam hitungan beberapa detik Johnny melepaskan sentuhan demi sentuhan yang tadi dia berikan.

Dia kembali memasangkan kemeja milik lelaki bermarga Jung itu, dan memeluknya. "Maafkan aku Jay, aku belum bisa melakukannya. Kau belum sepenuhnya menjadi milikku. Aku juga tak ingin menyakitimu", lirihnya sambil terus membenamkan wajah Jaehyun didada bidangnya.

Ada rasa kecewa disudut hati terdalam Jaehyun, tapi rasa senangnya membuat semua kekecewaan itu sirna. Hatinya menghangat. "Hyung.. aku mengerti.. tidak perlu minta maaf. Aku tau kau hanya ingin memberikan yang terbaik untukku. Terima kasih, hyung", balasnya lembut.

Goodbyes aren't ForeverWhere stories live. Discover now