One step closer.

764 92 17
                                    

Bagaimana caranya membuat kedua orang yang tidak pernah bisa akur jadi berhenti berdebat? Sebab kepala Yuta sudah berdenyut sejak tadi melihat kelakuan dua temannya yang tak pernah bisa akur itu.

"Aku kan sudah bilang maaf!", teriak lelaki berkemeja putih yang biasanya berlagak cool.

"Kau kira maaf saja cukup?! Jika ku pecahkan kepalamu lalu aku minta maaf, apa kau akan memaafkanku begitu saja?", balas lelaki lainnya tak mau kalah.

"Itu kan hal yang berbeda! Kenapa kau sangat menyebalkan?!"

"Aku? Kau yang menyebalkan!"

"Aku? Argghh! Kenapa juga aku harus bertemu denganmu sih! Dengar ya aku tidak peduli kau sudah memaafkanku atau belum yang pasti aku sudah minta maaf!"

"Tidak bisakah kalian sedikit lebih tenang? Orang-orang mulai memperhatikan kita karena mulut berisik kalian", celetuk Yuta yang sejak tadi sebisa mungkin menahan emosinya melihat dua orang di hadapannya itu.

"Dia yang mulai!", jawab keduanya bersamaan membuat Yuta menggelengkan kepalanya.

"Aku serius, Taeyong.. Kau sudah menelpon ibumu belum? Apa dia belum sadar juga?", lelaki Jepang yang merasa paling waras itu mengalihkan perhatian keduanya dari keributan.

Taeyong menunduk, menghindari kontak mata dengan Yuta, "Ibu bilang, dia masih tak sadarkan diri", bisiknya.

Taeyong menunduk, menghindari kontak mata dengan Yuta, "Ibu bilang, dia masih tak sadarkan diri", bisiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa sebelumnya dia tidak bilang apapun?", kali ini Doyoung membuka suaranya.

Lagi-lagi Taeyong semakin menundukkan kepalanya, "Sebelum dia pingsan dia terus mencari Jaehyun".

Tak lama dering ponsel Doyoung mengalihkan ketiganya, sebuah nomor yang tak dia kenal terpampang disana, namun kode negara dari nomor itu, dia hapal benar, 'Chicago', batinnya.

"Ya?".

"Kau mengagetkan ku, sialan! Kami baik-baik saja. Apa dia sudah tau?".

"Jadi?"

"Benarkah? Baiklah aku akan menyiapkannya. Sampaikan salamku padanya, dan pada Jungwoo", dia memutus panggilan telponnya, lalu menatap Taeyong yang masih menunduk, "Jaehyun akan segera pulang, dia berangkat malam ini. Pesawatnya akan tiba besok sore. Jika dia sudah sampai, aku akan mengantarkannya ke rumah sakit".

Taeyong yang semula hanya diam kini sedikit bernapas lega. "Terima kasih ya", ucapnya tulus membuat Doyoung tersenyum dan mengangguk.

"Woah.. Apa-apaan aura manis ini? Aneh sekali melihat kalian berdua akur? Cepat bertengkar lagi, ini menjijikkan", terlihat aneh memang melihat kedua orang itu akur sementara selama ini mereka seperti Tom and Jerry.

Doyoung hanya berdecih.

"Ngomong-ngomong.. siapa pria manis yang kemarin dikantormu? Dia terlihat manis, maksudku dia lucu sekali. Kenapa kau tidak bilang ada teman semanis itu?", kata Yuta sambil tersenyum lebar, lebih tepatnya menyeringai.

Goodbyes aren't ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang