Faith

690 89 25
                                    

Sudah lebih dua minggu sejak kepulangan Jaehyun, dan sepertinya hari-harinya terasa lebih menyenangkan sekarang. Terima kasih pada Doyoung yang telah menyempatkan diri memberinya ponsel. Dengan begini dia bisa berkomunikasi dengan kekasihnya meski yah tentu saja terhalang oleh seseorang.

Kemarin hampir saja Taeyong mengetahuinya, tepat ketika Jaehyun selesai makan siang, ponselnya tak sengaja terjatuh dari mejanya, untungnya Yuta ada disana dan mengaku kalau itu ponselnya. Dan untungnya lagi, Taeyong percaya meski dengan ekspresi curiga yang tak bisa disembunyikan.

Tapi hari ini Taeyong terlihat lebih sensitif dari biasanya, seperti saat ini, ia berdiri mematung didepan pintu ruangan Jaehyun, seakan ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

"Kau kenapa? Sakit?", tanpa sadar Yuta sudah berdiri disebelahnya, memandangnya bingung. Tapi Taeyong tak merespon sama sekali, ia hanya berlalu dalam diam.

"Dia kenapa sih? Aneh sekali", ujar Yuta tak berniat menggubrisnya.
.
.

Johnny terkekeh sendiri dengan ponselnya, tak memperdulikan seseorang yang tengah berdiri menatapnya jengah.

"Kau semakin terlihat seperti orang bodoh", ejek Doyoung yang kini duduk disalah satu kursi didepan Johnny yang terlihat tak terganggu dengan kedatangannya. "Jaehyun cantik sekali, lihat lihat, dia memakai kemeja warna kuning dan dasi biru, menggemaskan kan?", dia memperlihatkan foto seorang lelaki yang tengah berpose "peace" dengan senyum yang manis dilayar ponselnya.

Helaan napas terdengar dari Doyoung, sejak ia memberi Johnny ponsel, setiap hari dia pasti mendengar ini dari Johnny. Tapi mau tak mau dia tersenyum, akhirnya senyum cerah diwajah sahabatnya ini kembali. Dia bosan setiap hari melihat wajah dingin Johnny yang selalu seperti mengantuk itu.

"Dia akan marah jika kau terus bilang dia cantik dan menggemaskan", Doyoung sangat mengerti jika Jaehyun selalu merutuki Johnny jika dia bilang Jaehyun cantik dan menggemaskan, padahal nyatanya ya memang begitu. "Tapi bagiku dia memang cantik. Meski yang paling cantik tetap saja Mommy, tapi dia yang tercantik setelah Mommy", jelasnya dengan nada yang terdengar lucu bagi Doyoung. Johnny berubah 180° jika berurusan dengan Jaehyun, jika sehari-hari dia terkesan cool dan dewasa maka jika ini tentang Jaehyun, dia langsung menjadi Johnny yang sebenarnya, bodoh dan menyebalkan, tapi disanalah letak keunikannya.

Doyoung hanya menggelengkan kepalanya, ia menyerah beradu argumen tentang ini, lalu membuka tablet yang sedari tadi dia pegang, menampilkan kalender yang berisikan jadwal harian Johnny.

"Ada undangan dari Suho hyung, dia membuka butik baru. Asisten pribadinya yang langsung mengantar kemari. Kau akan datang kan?", tanyanya sementara tangannya sibuk berkutat pada layar tablet.

"Kapan?"

"Besok malam, tapi..", kedatangannya kemari bukan hanya memberi tahu ini, melainkan ada hal lain. Namun ia ragu untuk menyampaikannya.

"Apa?"

"Tidak, bukan apa-apa, aku hanya bingung dengan jadwalmu, ada beberapa yang harus ku susun ulang. Berhentilah bermain, dan lakukan pekerjaanmu! Kau mau memberi gaji karyawanmu dengan apa kalau kau malas begitu!", tukasnya sebelum berlalu membuat Johnny merasa sedikit terkejut

"Iya iya bos, kenapa galak sekali sih dasar kelinci, aku kan hanya habis mengecek Jaehyun, kenapa dia heboh sekali, dasar kelinci galak", sunggut Johnny dengan setengah berbisik, sayangnya.. "Aku bisa mendengarnya John Joen Suh!", teriak Doyoung dari sebrang pintu.
.
.

"Kemanapun Tuan Jaehyun jangan pernah tinggalkan dia sendiri, aku tak bisa membawa banyak penjaga kedalam", jelasnya membuat Yuta mengangguk.

Yuta sudah tau apa alasannya Taeyong terlihat lebih protektif beberapa hari ini, tapi jujur saja itu membuatnya ingin tertawa.

Goodbyes aren't ForeverWhere stories live. Discover now